Jumat, 3 Mei 2024

Menghentikan Kekerasan Anak Tak Cukup dengan Hukuman Kebiri

Laporan oleh Zumrotul Abidin
Bagikan
Edward Dewarucci Direktur Surabaya Children Crisis Center usai diskusi peringatan hari anak sedunia di gedung Robotika ITS, Sabtu (19/11/2016). Foto: Abidin suarasurabaya.net

Edward Dewarucci Direktur Surabaya Children Crisis Center mengatakan, gerakan anti kekerasan pada anak harus dilakukan bersama-sama dengan memutus mata rantai kekerasan anak sejak awal.

“Karena kalau terus berlanjut, maka rantai kekerasan akan terus terjadi. Karena bisa jadi, pelaku juga merupakan korban kekerasan terdahulu,” ujarnya usai diskusi peringatan hari anak sedunia di gedung Robotika ITS, Sabtu (19/11/2016).

Edward mengatakan, dalam memutus mata rantai kekerasan, pemerintah dan masyarakat harus membangun sistem perlindungan anak dengan cara membangun sebuah kesadaran tidak lagi menggunakan cara kekerasan dalam bentuk apapun dan alasan apapun.

“Di ruang pendidikan misalnya, para guru harus mendidik dengan cara yang baik tanpa menggunakan kekerasan sekecil apapun,” katanya.

Dalam membangun kesadaran itu, pemerintah bertugas membuat regulasi, masyarakat mau merubah cara berfikir dan penegak hukum harus tegas.

“Pemerintah tidak boleh mengabaikan atau melakukan penelantaran anak. Pemerintah berusaha melakukan upaya perlindungan anak. Regulasi haeus benar, aparat mau menjalankan regulasi, dan masyarakat harus anti kekerasan,” katanya.

Menurut Edward, penerapan hukuman kebiri untuk pemberatan hukuman kepada para predator anak, belum bisa menjadi jaminan kekerasan pada anak akan reda.

“Tidak menjadi jaminan Perpu itu. Apakah para predator itu bisa berfikir bagaimana memanusiakan manusia itu yang terpenting,” ujarnya.

Memotong mata rantai kekerasan dimilai dari keluarga lebih efektif dan lebih murah biayanya ketimbang hukuman kebiri.

“Tapi itu risikonya negara jika biaya hukuman kebiri itu mahal. Pencegahan dimulai dari keluarga mungkin lebih ringan,” katanya.

Sekadar diketahui, sejumlah LSM yang tergabung dalam Koalisi Nasional Anti Kekerasan Pada Anak 2016 menyatakan sikap Stop Child Abuse. Acara digelar dua hari di gedung Robotika ITS. Nanti malam pukul 18.00 WIB juga dilakukan deklarasi bersama Shinta Nuriyah Wahid dan Soekarwo Gubernur Jatim. (bid/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Jumat, 3 Mei 2024
25o
Kurs