Senin, 29 April 2024

Prosesi Siraman Anak Gadis Pakde Karwo

Laporan oleh Fatkhurohman Taufik
Bagikan
Soekarwo beserta istri (belakang) memotong rambut putri ke-3 nya, Kartika Ayu Prawitasari saat prosesi siraman, Kamis (17/3/2016). Foto : Irawan, Humas Jatim.

Dua hari jelang pesta resepsi pernikahan, keluarga besar Soekarwo, Gubernur Jawa Timur, Kamis (17/3/2016) hari ini, mulai menggelar tradisi siraman dan sungkeman.

Digelar di kediaman pribadi Soekarwo di kawasan Kertajaya Indah Timur, Surabaya, prosesi siraman dilakukan tertutup dan hanya disaksikan kerabat dekat serta tamu undangan.

Anom Surahno, Kepala Bagian Humas Biro Humas dan Protokol Pemerintah Jawa Timur yang turut hadir dalam prosesi siraman menuturkan acara dimulai tepat pukul 09.00 WIB hingga pukul 12.30 WIB dan menggunakan adat Jawa Solo.

Menurut dia, acara kali ini dimulai dengan prosesi sungkeman dimana Soekarwo dan Nina Kirana (istri) sungkem ke Siti Radiyah (orang tua Nina Kirana). Selanjutnya, giliran Kartika Ayu Prawitasari (putri ke-3 Soekarwo, calon kemanten) sungkem ke Siti Radiyah, Soekarwo dan Nina Kirana.

Usai proses sungkeman, keluarga Pakde Karwo kemudian melakukan pemasangan bleketepe atau anyaman kotak dari bambu yang dipasang di atas janur. “Bleketepe ini sebagai simbol jika keluarga Pakde Karwo sedang punya hajatan,” kata Anom.

Sekitar pukul 11.00 WIB, giliran prosesi siraman dilakukan. Siraman dilakukan dengan bunga bercampur air dari tujuh sumber mata air yaitu dari Jolotundo; kemudian dari Sumur lima Makam Sunan yaitu Ampel, Sunan Giri, Maulana Malik Ibrahim, Sunan Drajad, Sunan Bonang; serta dari Sumur Makam Maulana Ibrahim Asmoro Qondi.

“Yang menyiramkan air ke calon pengantin berjumlah tujuh orang,” kata Anom. Tujuh orang itu adalah Soekarwo beserta istri, kemudian perwakilan lima orang yang sudah berkeluarga, diwakili Istri dari Akhmad Sukardi (sekda Jawa Timur); Istri Basofi Sudirman (mantan Gubernur Jawa Timur); Istri Anton Setiadji (Kapolda); Istri Hadi Prasetyo (Asisten II Pemprov Jawa Timur); serta satu lagi yaitu Kakak Kandung dari Soekarwo.

Usai siraman, prosesi selanjutnya adalah pecah kendi untuk melambangkan jika penganten akan segera kehilangan pamornya sebagai perawan. Pecah kendi kali ini dilakukan langsung oleh Soekarwo dengan cara memecahkan sebuah kendi yang berisi air siraman.

Prosesi adat jawa kali ini juga dilanjutkan dengan dodol dawet (jualan dawet), dimana seluruh tamu undangan diberikan koin uang yang berbentuk bulat dari tanah liat (kreweng). Setiap tamu lantas membeli dawet yang dijual langsung oleh Soekarwo beserta istrinya.

Tak berhenti di situ, prosesi selanjutnya adalah terima dutosaroyo atau datangnya utusan dari besan yang datang membawa potongan ramput dari pengantin pria. Selanjutnya, potongan ramput pengantin pria dan wanita disatukan untuk dikuburkan di pekarangan rumah.

“Acara ditutup dengan wilujengan atau selamatan. Pakde Karwo memotong tumpeng dan diserahkan ke Mbak Tika. Kemudian dilakukan prosesi suapan terakhir,” ujar Anom.

Prosesi pernikahan ala keluarga Gubernur Jawa Timur ini juga masih akan berlanjut dengan midodareni. Acara ini akan dikemas untuk memanjakan pengantin wanita sebelum si pengantin resmi menikah. Acara ini juga biasa disebut sebagai pesta lajang, dimana keluarga akan berkumpul untuk terakhir kalinya dengan anaknya dengan status masih lajang.

Sekadar diketahui, Soekarwo memang akan menikahkan putri ketiganya, Kartika Ayu Prawitasari yang akan dinikahi oleh Bayu Airlangga, Putra dari Gede Ariyuda, mantan Kepala BPN Jawa Timur.

Akad nikah rencananya akan digelar pada Jumat (18/3/2016) di kediaman pribadi. Sedangkan pesta resepsi dilangsungkan di Grand City pada Sabtu (19/3/2016) malam. (fik/iss)

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Senin, 29 April 2024
30o
Kurs