Kamis, 2 Mei 2024

Bayu dan Dennis Beri Tips Online Selling ke 500 Pelaku UKM Surabaya

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Bayu Eko Moektito dan Dennis Adhiswara mengajari sekitar 500 pelaku UKM Surabaya mengenai tips dan trik berjualan di media sosial dalam acara di acara pelatihan Digital Marketing di Kaza City Mal, Surabaya, Minggu (20/5/2018). Foto: Instagram @kazacitysurabaya

Bayu Eko Moektito (Bayu Skak) dan Dennis Adhiswara youtuber dan aktor film mengajari sekitar 500 pelaku usaha kecil menengah (UKM) Surabaya mengenai tips dan trik berjualan di media sosial.

“Saya salut. Saya tadinya tidak ada rencana ke sini. Tapi Mas Dennis ngajak ketemu kalian semua. Saya senang, saya bangga,” kata Bayu Skak di acara pelatihan Digital Marketing yang digelar Pahlawan Ekonomi Surabaya di Kaza City Mal, Surabaya, Minggu (20/5/2018).

Bayu Skak mengaku sengaja datang ke Surabaya karena penasaran setelah mendapat kabar kalau situasi Surabaya sangat kondusif pascateror bom pekan lalu. Ini dia buktikan setelah sebelumnya keliling Surabaya, melihat dari dekat denyut kehidupan Kota Pahlawan.

Ini termasuk saat bertemu pelaku usaha di Surabaya, Bayu mengaku bangga karena kegiatan dan program pemberdayaan ekonomi yang dirintis sejak 2010 itu dipenuhi banyak orang yang mayoritas perempuan. Mereka bersemangat ikut pelatihan digital marketing.

Aktor film Yowis Ben ini lalu menceritakan pengalamannya menjadi YouTuber. Awalnya, dia mengaku berjuang keras untuk mencuri perhatian pemirsa.

“Dua tahun saya membuat konten di youtube, namun belum dapat hasil apa-apa,” kata dia.

Dalam perjalanan, Bayu lantas memutuskan untuk konsisten dengan jati dirinya sebagai orang Jawa berbahasa Jawa. Baginya, hal ini harus dipilih karena ia harus fokus dengan segmentasi pasar pemirsanya.

Hasilnya pun positif karena konten-konten video Bayu Skak ditonton jutaan orang. Bayu juga sukses menggaet jutaan subscriber atau pelanggan sehingga beberapa brand terkemuka mengontrak Bayu sebagai endorser.

“Saya orang Jawa, ya, membuat film tentang orang Jawa, lelucon Jawa. Targetnya orang Jawa. Setelah bikin filmnya ada komen bagus dan menunggu video lainnya, di situlah saya lalu maksimal,” ujarnya.

Dengan pengalaman itu, lanjut dia, ia mengajak pelaku usaha Surabaya untuk benar-benar memahami pasar.

“Saya sendiri ini mau jualan di mana. Targetnya perempuan atau anak harus jelas. Lebih baik maksimal salah satu saja, dari pada serabutan,” katanya.

Selain itu, lanjut Bayu, pelaku usaha harus konsisten menjual dan memasarkan produk. Jangan sampai pelaku usaha hanya puas saat produk laku dipasaran aja. Tetapi yang harus dipikirkan adalah bagaimana usaha bisa berkembang lebih besar.

Bayu juga memberi tips agar pesan jualan di medsos menggunakan soft selling atau bagaimana menggunakan teknik marketing secara halus dan tidak hard selling atau langsung menjual produk.

Sementara itu, di kesempatan yang sama Dennis Adhiswara mengatakan, penjualan lewat dunia maya merupakan keniscayaan. Hampir semua aktivitas sangat bergantung dengan adanya internet, seperti kuliner, transportasi dan belanja online.

“Dengan bermodalkan ponsel pintar, semua orang dapat memiliki showroom sendiri, koran sendiri, televisi sendiri secara gratis,” kata pemain film Ada Apa Dengan Cinta (AADC) ini.

Dennis juga menyoroti banyak pelaku usaha tidak sabar dan mudah patah semangat bila jualannya di medsos kurang banyak mendapat respons. Sementara konten, etika, dan timing menyebarkannya mereka abaikan. (tna/den)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Kamis, 2 Mei 2024
30o
Kurs