Jumat, 3 Mei 2024

Mahasiswa ITS Ubah Cangkang Keong Jadi Beton

Laporan oleh Restu Indah
Bagikan
Ifon Robi Kurniadi, Ilham Pradana Kusuma dan Aditya Rachmad Andriyono Mahasiswa ITS penggagas beton dari cangkang keong. Foto: twitter ITS

Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya menangkap peluang tingginya permintaan di masyarakat dengan berinovasi membuat abu cangkang keong sawah dan serbuk kapur alami menjadi beton.

Mahasiswa ITS Mohamad Ilham Fahmi ditemui bersama ketiga rekan mahasiswanya Ifon Robi Kurniadi, Ilham Pradana Kusuma dan Aditya Rachmad Andriyono di kampus ITS, Surabaya, Rabu, mengatakan inovasi tersebut didasarkan pada material lokal Indonesia yang masih melimpah, namun tidak pernah dimanfaatkan dengan baik.

Cangkang keong sawah, kata Ilham, juga mengandung kadar kalsium karbonat (CaCO3) yang sangat tinggi, sehingga dapat bereaksi sangat baik dengan semen sebagai bahan utama pembuatan beton.

“Kami memanfaatkan cangkang keong sawah, karena selama ini yang dimanfaatkan hanya dagingnya saja, sedangkan cangkangnya terbuang sia-sia,” kata Ilham, seperti dilansir Antara, Rabu (26/12/2018).

Ketua tim Pembuatan Beton Cangkang Keong, Ifon Robi Kurniadi mengatakan batuan kapur alami yang dimiliki Indonesia saat ini masih melimpah, khususnya di Provinsi Jawa Timur.

Namun, katanya, masyarakat daerah itu masih belum memanfaatkan secara maksimal. Padahal manfaat kapur alami untuk berbagai produksi bahan sangatlah besar, terutama untuk campuran beton, sebab kapur alami memiliki hasil yang sangat baik dalam bereaksi dengan semen pada campuran beton.

Ifon menjelaskan produksi semen pozzoland composite cement (PPC) saat ini mencapai 2,8 miliar ton per tahun untuk produksi bahan baku beton, shingga menyumbang dua hingga enam persen dari keseluruhan emisi CO2 oleh manusia dan diprediksi akan terus meningkat. Dalam pembuatan beton, material pozzolanic menjadi campuran dari semen PPC.

Untuk mengurangi penggunaan PPC itulah, dia dan tiga rekannya yang tergabung di Tim PERFE-CT mengganti material pozzolanic dan menambahkan komposisinya menggunakan abu cangkang keong dan serbuk kapur alami.

“Selain mampu mengganti material pozzolanic, penggunaan material lokal ini juga dapat membantu perekonomian serta meminimalisir limbah yang tak ternilai,” tuturnya.

Berkat ide inovasi yang murni dan asli tersebut, konsep yang di bawah bimbingan Ridho Bayuaji ini mendapat tiga penghargaan sekaligus di ajang Kaohsiung International Invention and Design Expo (KIDE) 2018 di Taiwan, awal Desember lalu, antara lain Gold Medal 2018 Kaohsiung International Invention & Design Expo. (ant/dim)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Jumat, 3 Mei 2024
26o
Kurs