Jumat, 3 Mei 2024

ITS Optimis Loloskan 300 Proposal di Pimnas ke 32

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Dr Dhany Arifianto ST MEng., optimis. Foto: Humas ITS Surabaya

ITS optimistis unggulkan 300 dari total 545 proposal Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang diajukan pada 21 Januari 2019 untuk lolos pendanaan Kemenristekdikti di ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke 32 tahun 2019.

Segera setelah Pimnas ke-31 tahun 2018 berakhir, tim pengawalan PKM di ITS langsung membuka program Pimnas in Campus.

Program ini ditujukan bagi seluruh cabang atau kategori untuk mengejar ketertinggalan yang disebabkan oleh penurunan peringkat ITS di Pimnas 2018 lalu.

Setelah evaluasi besar-besaran, ITS melakukan berbagai perbaikan terkait teknis dan metode bimbingan proposal karya tulis mahasiswanya.

Dr Dhany Arifianto ST MEng, Kepala Subdirektorat Pembinaan Aktivitas Mahasiswa ITS mengaku sangat menyadari bahwa ada banyak kekurangan saat proses pembuatan proposal.

Oleh karenanya, meski saat presentasi di Pimnas kontingen ITS telah memberikan hasil yang sangat baik, namun saat dikalkulasikan nilai akhir jatuh karena proposal yang tidak dapat direvisi lagi itu.

“Untuk menyikapi hal tersebut, kami (tim koordinasi PKM ITS, red) bersama-sama akan mengawal secara ketat proses pembuatan proposal PKM tahun ini, bahkan saat masih baru berupa ide,” terang Dhany.

Meskipun telah menjalankan berbagai perbaikan, Dhany mengakui pada tahun ini permasalahan yang berbeda muncul. Di antaranya berupa ketidakcocokan penerapan timeline tahun lalu dengan sekarang.

Hal ini dipersulit oleh tanggal submit PKM di website simbelmawa yang bertepatan dengan jadwal libur semester.

“Kondisi tersebut membuat banyak mahasiswa tidak dapat mengikuti kegiatan pengawalan di kampus ITS, karena sedang berada di luar kota atau pulang ke kampung halamannya,” papar dosen Teknik Fisika ITS ini.

Ada yang berbeda di Pimnas tahun ini yang rencananya digelar pada bulan Agustus mendatang, yakni adanya sebuah cabang PKM baru bernama PKM Gagasan Futuristik Konstruktif (GFK) yang menggunakan platform YouTube sebagai media penyaluran informasi.

“Potensi akan era digital yang berkembang pesat hampir di seluruh kalangan masyarakat merupakan pencetus hadirnya PKM ini,” kata Dhany.

Untuk sementara waktu, kata Dhany, media sosial selain platform YouTube seperti Instagram, Facebook dan lain-lain tidak digunakan. “Nantinya proposal yang dinilai layak akan diberi insentif sebesar Rp 4 juta oleh Kemenristekdikti,” tambah Dhany.

Menurut Dhany, PKM GFK ini pada dasarnya bertujuan untuk memberikan motivasi akan partisipasi mahasiswa dalam mengelola imajinasi, persepsi dan nalarnya.

Selain itu, juga memikirkan tata kelola yang futuristik namun konstruktif, sebagai upaya pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia maupun solusi keprihatinan masyarakat Indonesia.

Oleh karenanya, ITS mendorong sumber daya yang ada di departemen Desain Komunikasi Visual dan Arsitektur untuk ikut serta menyemarakkan peluncuran PKM baru ini.

Kedua departemen tersebut difokuskan karena telah memiliki pengalaman dan kemampuan untuk memenuhi kriteria PKM-GFK.

“Selain itu, para mahasiswanya telah memiliki banyak produk baik jadi maupun setengah jadi yang berasal dari penugasan mata kuliahnya,” lanjut Dhany.

Kompetisi perdana PKM GFK tahun 2019 ini memiliki tema besar Sustainable Development Goals 2015 – 2030 yang mencakup 17 tujuan pembangunan berkelanjutan yang wajib ditaati semua negara di dunia.

Selain isu global, permasalahan nasional seperti korupsi, narkoba, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), bencana alam, dan bahasa daerah juga memperbanyak koleksi pilihan topik bahasan bagi peserta PKM-GFK nantinya.(tok/rst )

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Jumat, 3 Mei 2024
26o
Kurs