Sabtu, 4 Mei 2024

Polda Jatim Gelar Simulasi Antisipasi Kerawanan Pemilu 2019

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Ilustrasi - Pasukan gabungan Penanggulangan Huru-Hara (PHH) TNI - Polri menghadapi demonstran yang mengamuk memprotes hasil perhitungan suara pada simulasi pengamanan Pemilu 2019 di Mako Brigif-2 Marinir Gedangan, Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (11/2/2019). Foto: Antara

Polda Jawa Timur menggelar simulasi sistem pengaman dalam kota (sispam kota) di lapangan Makodam V Brawijaya, Selasa (19/3/2019) guna mengantisipasi kerawanan saat Pemilihan Umum (Pemilu) pada 17 April mendatang.

Simulasi sispam kota dihadiri oleh Irjen Pol Luki Hermawan Kapolda Jatim, Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim, Mayjen TNI R Wisnoe Prasetja Boedi Pangdam V/Brawijaya serta tim sukses calon presiden.

Kapolda menyatakan simulasi yang digelar menunjukkan kesiapan Polda dalam mengamankan dan memastikan pesta demokrasi di wilayah itu berjalan lancar.

“Untuk Pemilu tahun ini semua tahapan kami waspadai karena Pemilu tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Ada tiga pola yang satu pola rawan rawan dan sangat rawan ya. Di TPS (tempat pemungutan suara) akan ada satu anggota dan dibagi bagi semua yang sesuai dengan daerah mana yang rawan,” katanya dilansir Antara

Setiap pasukan nantinya akan dibagi per koordinator wilayah (korwil). Masing-masing Korwil ini akan digeser apabila masing-masing wilayah membutuhkan bantuan pasukan, baik TNI maupun Polri.

“Tanggal 22 Maret kami gelar pasukan secara nasional. Pelaksanaan Pilkada serentak 2018 kemarin, Jatim aman dan mudah-mudahan untuk Pemilu 2019 aman dan lancar,” ujarnya.

Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim menyatakan jika provinsi yang dipimpinnya butuh pengamanan berlapis dan berjenjang, termasuk kesiapsiagaan masyarakat.

“Jadi kalau ada 130.010 TPS, bisa membayangkan kalau kemudian proses penghitungannya bisa sampai dini hari. Tentu dari seluruh pemerintah kabupaten/kota, terutama juga Pemprov harus mengoordinasikan detail dengan PLN untuk memastikan tidak ada mati lampu sehingga harus melakukan kesiapsiagaan,” ucapnya.

Khofifah mengingatkan Pemilu kali ini berbeda dengan Pilkada 2018, karena akan melibatkan banyak orang. Itu tidak terlepas dari digelarnya pemilihan legislatif dan pemilihan presiden secara bersamaan.

“Saya ingin mengajak adalah bagaimana dalam pengamanan masyarakat tim dari Polda dan TNI bekerja sama. Selain itu juga seluruh partai pengusung harus ikut untuk menjamin keamanan dan kelancaran Pemilu di Jatim,” ucap mantan Menteri Sosial itu.

Sementara itu, Mayjen TNI R Wisnoe Prasetja Boedi menegaskan, semua kekuatan TNI juga siap untuk mendukung pengamanan pemilu.

Wisnoe mengungkapkan, adapun kekuatan yang diterjunkan TNI adalah 2/3 kekuatan polisi yakni 17 ribu. Dengan rincian 14 ribu AD, 2.500 dari AL dan 1.000 dari AU.

“Tapi semua kekuatan kalau dibutuhkan ya siap,” katanya.(ant/tin/ipg)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Sabtu, 4 Mei 2024
33o
Kurs