Jumat, 3 Mei 2024

Pemerintah Harus Lebih Otoriter Menangani COVID-19

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Dono Widiatmoko Pengurus Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) bidang globalisasi kesehatan. Foto: Dok/Faiz suarasurabaya.net

Dono Widiatmoko Pengurus Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) mengatakan, ‎sejak ditemukannya kasus COVID-19 di Indonesia, jumlah pasien terkonfirmasi penyakit ini terus meningkat. Sampai tanggal 21 Maret 2020, 450 orang sudah dinyatakan terkena virus ini di wilayah Indonesia dan menimbulkan 38 kematian.

Kata Dono, WHO juga menyatakan COVID-19 sebagai infeksi pandemi, yang sudah menjadi bencana global.

“Jumlah penderita sebenarnya di masyarakat umum diperkirakan jauh lebih tinggi dari yang dilaporkan,” ujar Dono yang juga Dosen senior Universitas Derby di Inggris dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (21/3/2020).

Menurut dia, penderita diperkirakan lebih tinggi dari yang diumumkan, karena tidak semua penderita suspek diperiksa di laboratorium, atau penderita enggan melaporkan penyakitnya ke fasilitas kesehatan.

Untuk meningkatkan deteksi penyakit COVID-19, kata Dono, pemerintah sudah mulai melaksanakan program deteksi dengan metode Rapid Test Screening di beberapa tempat.

Namun, kata dia, perlu diketahui bahwa metode ini hanya bisa memberi informasi apakah seseorang pernah terpapar virus Corona dan tidak bisa mengetahui apakah orang tersebut pada saat ini sakit atau infeksius.

“Deteksi pasti hanya bisa dilakukan dengan metode real-time reverse transcription polymerase chain reaction (PCR) di laboratorium tertentu,” jelasnya.

Dono menyarankan, agar pemerintah meningkatkan kemampuan deteksi dengan metode PCR sesegera mungkin, dengan mengerahkan semua universitas dan institusi lain yang mempunyai alat PCR untuk digunakan pemerintah.

Dono menjelaskan, tingginya angka kesakitan penyakit ini akan berdampak pada kemampuan Rumah Sakit dan layanan kesehatan lain dalam melayani penderita penyakit.

Untuk itu, Dono mengharapkan agar masyarakat juga mengurangi penggunaan layanan kesehatan untuk kondisi yang tidak terlalu diperlukan.

“Prioritaskan pada mereka yang memerlukan layanan kesehatan lebih penting,” tegasnya.

Dono menyarankan kepada masyarakat umum, untuk:

– Tidak berpergian keluar rumah jika tidak sangat perlu

– Hindari tempat umum/keramaian

– Cuci tangan dengan sabun sesering mungkin

– Jaga kondisi tubuh dengan asupan gizi yang baik dan tetap berolahraga di rumah

– Jika demam dan batuk-batuk, segera isolasi diri di kamar, hindari interaksi dengan orang lain

– Jika sakit memburuk, cari bantuan kesehatan sesuai ketersediaan di daerah masing-masing

Dono mengatakan, penggunaan masker pada masyarakat umum tidak dianjurkan karena prioritas penggunaan masker dan alat pelindung diri lainnya adalah pada tenaga kesehatan dan mereka yang menangani penderita penyakit.

Untuk memastikan hal itu, menurut Dono, pemerintah dapat mengeluarkan aturan dan tindakan yang lebih persuasif. Jika diperlukan maka perlu dipertimbangkan tindakan afirmasi dengan melibatkan personil TNI dan Polri. (faz/ang/ipg)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Jumat, 3 Mei 2024
29o
Kurs