Jumat, 26 April 2024

Presiden: Fasilitas Kesehatan Harus Mengacu Standar Penanganan Covid-19 Kemenkes

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Jokowi Presiden memimpin rapat kabinet virtual, Senin (28/9/2020), dari Istana Bogor, Jawa Barat. Foto: Biro Pers Setpres

Joko Widodo Presiden menegaskan, pengobatan dan perawatan pasien Covid-19 baik di ICU mau pun ruang isolasi harus mengacu pada standar yang ditetapkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Menurut Presiden, penerapan standar itu penting dalam rangka mengatasi pandemi Covid-19 di berbagai wilayah Indonesia.

“Standar itu penting sekali, sehingga kita harapkan nanti angka kematian akan semakin menurun, angka kesembuhan akan semakin lebih baik lagi,” ujar Presiden dalam rapat dengan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional melalui konferensi video dari Istana Merdeka, Jakarta, Senin (28/9/2020).

Berdasarkan laporan terbaru yang dipegang Presiden, rata-rata kasus aktif di Indonesia sekitar 22,46 persen. Angka tersebut mendekati rata-rata kasus aktif dunia yang mencapai 23,13 persen.

“Saya minta agar perkembangan itu (menekan kasus aktif) dapat terus diperbaiki lagi,” ucapnya.

Kalau dibandingkan dengan data bulan lalu, rata-rata kematian akibat Covid-19 di Indonesia juga menurun dari 4,33 persen menjadi 3,77 persen. Tapi, angka tersebut masih di atas rata-rata kematian dunia yaitu 3,01 persen.

“Ini menjadi tugas kita bersama untuk menekan lagi agar rata-rata kematian di negara kita bisa terus menurun,” tegas Presiden.

Dalam rapat terbatas itu, Presiden juga menyampaikan kembali kepada Komite Penanganan Covid-19 bahwa pola atau metode intervensi lokal harus dapat diterapkan di berbagai wilayah di Indonesia.

Jokowi menilai, intervensi lokal atau pembatasan berskala mikro di tingkat desa, kampung, RT, RW, dan lingkup lokal lainnya jauh lebih efektif kalau dilakukan secara berulang dan sesuai dengan data penyebaran wilayah di satuan kecil.

“Artinya, pembatasan berskala mikro baik itu di tingkat desa, kampung, RW, RT, kantor, maupun pondok pesantren saya kita itu lebih efektif. Mini lockdown yang berulang itu akan lebih efektif. Jangan sampai kita generalisir satu kota, kabupaten, apalagi satu provinsi, ini akan merugikan banyak orang,” katanya. (rid/ang)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 26 April 2024
26o
Kurs