Minggu, 28 April 2024

Eri Cahyadi Berharap Badan Wakaf Indonesia di Surabaya Jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan

Laporan oleh Manda Roosa
Bagikan
Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya bersama pengurus BWI Kota Surabaya, yang dilantik oleh Prof. Mohammad Nuh Ketua Badan Wakaf Indonesia (BWI) pusat, di Graha Sawunggaling, komplek Gedung Pemkot Surabaya, Senin (13/12/2021). Foto: Humas Pemkot Surabaya

Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya menyambut baik terbentuknya Badan Wakaf Indonesia (BWI) Kota Surabaya. Prof. Mohammad Nuh Ketua BWI pusat mendoakan pahala Eri Cahyadi terus mengalir menjadi amal jariyah karena sudah menjadi penggagas lahirnya BWI Surabaya.

“Banyak hal yang bisa dilakukan oleh BWI Surabaya ini. Apalagi kalau pemanfaatannya untuk usaha, bisa dikembangkan untuk menyelesaikan kemiskinan dan mengentas kebodohan melalui beasiswa. Apalagi, wakaf ini juga bisa diberikan melalui uang, sehingga akan mempermudah (masyarakat),” kata Eri Cahyadi, Senin (13/12/2021).

Dia memastikan, pembentukan BWI Kota Surabaya itu sangat dibutuhkan. Sebab, menurutnya, ketika ada permasalahan soal wakaf seperti musala dan masjid, BWI bisa turut menyelesaikan, karena selama ini masalah itu agak sulit diselesaikan, terutama soal perizinannya.

Selain itu, kata dia, ada sejumlah kegiatan yang bertujuan untuk mengkolaborasikan muslim dan nonmuslim yang juga sangat sulit dilakukan dan dia harapkan keberadaan BWI bisa mendatangkan solusi.

“Kami sebagai pelayan masyarakat, Insya Allah nanti saya akan keluar menemui pengusaha, barangkali ada yang bisa diwakafkan. Ini saya lakukan demi kepentingan rakyat saya. Surabaya itu terkenal gotong royong, sehingga saya yakin ketika wakaf itu dipakai untuk menyelesaikan permasalahan di Surabaya, terutama kemiskinan dan kebodohan, maka pasti banyak yang ikut,” ujarnya.

Sementara itu, Prof. Mohammad Nuh Ketua BWI pusat mengatakan, wakaf itu harus ada yang mengelola. Tidak bisa berjalan sendiri-sendiri. Apalagi, kesadaran untuk berwakaf di tengah-tengah masyarakat sudah ada, meski pun selama ini masih banyak yang mewakafkan tanah.

“Padahal, wakaf itu tidak harus tanah. Wakaf uang pun bisa. Makanya, di sinilah BWI dibutuhkan, karena orientasinya untuk kepentingan publik,” kata M Nuh.

Nuh juga memastikan, ada perbedaan antara zakat dan wakaf. Kalau zakat bisa langsung didistribusikan dan langsung habis, sehingga di tahun berikutnya harus cari lagi. Kalau wakaf, tidak boleh langsung dibagikan.

Wakaf harus dikumpulkan dan diputar. Barulah hasilnya bisa dimanfaatkan untuk kepentingan publik.

“Jadi, aset wakaf itu menjadi dana abadi. Bahkan, pengelola wakaf pun tidak boleh mendapatkan sesuatu dari wakaf itu, yang boleh dibagi adalah hasil dari wakaf itu. Misalnya, kalau ada wakaf 100, harus diputar hingga hasilnya menjadi 110. Nah, hasil 10 itu bisa dimanfaatkan untuk kepentingan publik dan pengelolanya bisa ambil sebagian dari 10 itu,” kata dia.

Oleh karena itu, dia berharap BWI Surabaya bisa melakukan sosialisasi, karena masih banyak yang belum tahu tentang wakaf dengan uang.

Selanjutnya, M Nuh meminta BWI Surabaya memobilisasi wakaf dari warga. Apalagi penduduk Surabaya saat ini sudah mencapai 3,2 juta, sehingga menurutnya, kalau setiap Jumat ada dana wakaf Rp1.000 saja, maka totalnya sudah sangat besar.

“Pak Eri ini menjadi penggagas BWI Surabaya ini, sehingga pahalanya Insya Allah akan terus mengalir menjadi amal jariyah dari segi kebijakannya,” tegasnya.

Muhibbin Zuhri Ketua Pelaksana BWI Kota Surabaya mengatakan, ada dua hal penting yang akan segera dilakukan seusai dilantik menjadi pengurus BWI Surabaya.

Pertama, pengamanan dan optimalisasi aset yang konvensional berupa tanah dan aset yang sudah eksisting, tapi belum memiliki legalitas hukum yang memenuhi. Makanya, kata dia, itu yang akan dioptimalkan sehingga pengelolaannya akan lebih berdaya guna dan bermanfaat bagi umat.

“Kedua, ekspansi untuk mengembangkan wakaf tunai dalam rangka membangun dana abadi umat yang mana hasilnya untuk program-program kemaslahatan umat warga Kota Surabaya,” kata dia.

Untuk mencapai dua hal itu, pihaknya akan membangun sinergi antara BWI Surabaya, Pemkot Surabaya, dan berbagai stakeholder lainnya untuk bersama-sama mewujudkan cita-cita tersebut.

“Mudah-mudahan kami bisa menjalankan itu,” kata Muhibbin yang juga merupakan bagian dari Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Surabaya. (man)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Minggu, 28 April 2024
28o
Kurs