Rabu, 1 Mei 2024

Kini Batik Makin Kaya Motif, Dulu Eksklusif Untuk Kerajaan

Laporan oleh Manda Roosa
Bagikan
Ilustrasi, berbagai motif batik

Bram Kushardjanto, salah satu pegiat budaya mengatakan, batik sebagai budaya asli Indonesia sudah ada tertulis di prasasti sejak zaman kerajaaan kuno.

Pada masa itu, istilah batik sering tertulis di sejumlah prasasti yang menjadi alat tulis. “Istilah batik itu sendiri banyak keluar di prasasti. Istilah batik, ambatik, itu artinya menitikkan medium,” kata Bram Kushardjanto, dalam webinar Hari Batik Nasional bersama SnackVideo, Jumat (1/10/2021).

Sejarah pembatikan di Indonesia berkait erat dengan perkembangan kerajaan –kerajaan kuno, Pengembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerajaan Solo dan Yogyakarta.

Ketika masih masa kerajaan, kain batik terbatas hanya digunakan oleh keluarga kerajaan. Hal itu terjadi lantaran teknik batik yang sulit dilakukan sehingga tidak bisa sembarangan orang memakainya.

Namun seiring berkembangnya zaman, masyarakat di luar kerajaan juga ingin memakai batik. Sehingga dibuatlah motif yang berbeda dari keluarga kerajaan.

“Oleh sebab itu, setiap daerah memiliki motif batik berbeda-beda. Batik Jogjakarta misalnya, dominan putih, batik Solo lebih cokelat, dan batik Klaten lebih colourfull,” jelas Bram.

Hampir keseluruhan masyarakat pulau Jawa memiliki budaya batik sendiri. Kemudian karena adanya perdagangan ekonomi pada zaman kerajaan terjadilah perkawinan antar entitas yang melahirkan motif batik dengan kearifan lokal setempat.

“Kemudian lahir batik Jambi, Bengkulu yang memiliki motif keragamannya masing-masing. Sedangkan Pekalongan karena dekat pantai sebagai tempat persinggungan perdagangan batiknya lebih berwarna kaya batik pecinan, peranakan dengan motif bunga,” ungkap Bram.

Sebagai informasi tanggal 2 Oktober  ditetapkan sebagai sebagai Hari Batik Nasional, karena pada tanggal itu batik diakui sebagai warisan budaya dunia yang berasal dari Indonesia. Pengakuan batik sebagai warisan dunia ini berlaku sejak Badan PBB / UNESCO, menetapkan batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi. Batik Indonesia masuk dalam 76 warisan budaya nonbenda dunia. (man/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Rabu, 1 Mei 2024
29o
Kurs