Senin, 29 April 2024

Kutipan Tokoh Bangsa Dalam Balutan Semangat Pemuda

Laporan oleh Dhafintya Noorca
Bagikan
Kongres Pemuda sebelum kemerdekaan Indonesia. Foto: pramonoedhiewibowo.com

Di Hari Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 2021 yang ke-93 tentunya ragam peringatan seremonial akan dilangsungkan oleh berbagai organisasi dan komunitas.

Sumpah Pemuda dicetuskan pertama kali dalam Kongres Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 yang diselenggarakan dua hari di Batavia oleh Perkumpulan Pemuda Pemuda Indonesia (PPPI) dan organisasi pemuda lainnya.

Sumpah Pemuda menjadi momentum kebangkitan pemuda untuk bersatu dalam keragaman budaya dengan tujuan melawan penjajahan kolonialisme pada masa itu.

Adapun rangkuman tujuan Kongres Pemuda II antara lain: (1) Melahirkan cita cita semua perkumpulan pemuda pemuda Indonesia, (2) Membicarakan beberapa masalah pergerakan pemuda Indonesia, serta (3) Memperkuat kesadaran kebangsaan dan memperteguh persatuan Indonesia.

Selain tujuan dari Kongres Pemuda II yang melahirkan Sumpah Pemuda, pembaca juga patut mendalami pernyataan kutipan dari para tokoh bangsa kepada generasi muda yang akan menggantikan peran mereka.

Berikut adalah pernyataan para tokoh bangsa dalam balutan semangat perjuangan pemuda:

“Penjagaan terbaik bagi generasi muda adalah contoh yang baik bagi generasi tua.” – Cut Nyak Dien

“Seribu orang tua bisa bermimpi, satu orang pemuda bisa mengubah dunia.”– Bung Karno

“Kita jangan pernah mewarisi abunya sumpah pemuda, tetapi kita harus mewarisi apinya sumpah pemuda.” – Bung Karno

“Pattimura-Pattimura tua boleh dihancurkan tetapi kelak Pattimura-Pattimura muda akan bangkit.” – Kapitan Pattimura

“Anak muda boleh pandai beretorika, tapi juga harus sadar untuk mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat yang menjadi cita-cita.” – Sutan Syahrir

“Makin redup idealisme dan heroisme pemuda, makin banyak korupsi.” – Soe Hok Gie

“Kalian pemuda, kalau kalian tidak punya keberanian, sama saja dengan ternak karena fungsi hidupnya hanya beternak diri.” – Pramoedya Ananta Toer

“Bila kaum muda yang belajar di sekolah dan menganggap dirinya terlalu tinggi dan pintar untuk melebur dengan masyarakat yang bekerja dengan cangkul dan hanya memiliki cita-cita yang sederhana, maka lebih baik pendidikan itu tidak diberikan sama sekali.” – Tan Malaka (wld/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Senin, 29 April 2024
31o
Kurs