Selasa, 23 April 2024

Harga Minyak Stabil di Sesi Asia, Ditopang Prospek Keseimbangan Pasokan

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Ilustrasi - Minyak mentah Brent untuk pengiriman November 2021 bertambah 0,68 dolar AS menjadi menetap pada 79,74 dolar per barel di London ICE Futures Exchange. Foto: Antara

Harga minyak stabil di awal perdagangan Asia pada Selasa (27/9/2022) pagi, karena indikasi bahwa aliansi produsen minyak OPEC+ berusaha untuk menghindari jatuhnya harga bersama dengan sedikit pelemahan dolar AS, meredam aksi jual tajam sebelumnya.

Minyak mentah berjangka Brent terdongkrak 26 sen atau 0,3 persen, menjadi diperdagangkan di 84,32 dolar AS per barel pada pukul 00.33 GMT. Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 19 sen menjadi diperdagangkan di 76,90 dolar AS per barel.

Kedua harga acuan minyak merosot sekitar dua dolar AS per barel pada Senin (26/9/2022), sebagian besar karena penguatan dolar AS.

Ihsan Abdul Jabbar Menteri Perminyakan Irak pada Senin (26/9/2022) mengatakan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya termasuk Rusia, yang dikenal sebagai OPEC+, sedang memantau situasi harga minyak, ingin menjaga keseimbangan di pasar.

“Kami tidak ingin kenaikan tajam harga minyak atau keruntuhan,” katanya dalam sebuah wawancara di TV pemerintah Irak.

Komentar Abdul Jabbar membantu mendukung minyak, yang menetap di posisi terendah sembilan bulan, sebagian besar karena melonjaknya dolar AS.

OPEC+ telah meningkatkan produksi tahun ini setelah rekor pemotongan dilakukan pada 2020 karena penurunan permintaan yang disebabkan oleh pandemi Covid-19. Namun dalam beberapa bulan terakhir, organisasi gagal memenuhi peningkatan produksi yang direncanakan.

Pelonggaran dolar AS, yang diperdagangkan secara terbalik dengan minyak, membantu mendukung harga. Tetapi, sementara dolar AS melemah dalam perdagangan pasca-penyelesaian, pada Senin pagi (26/9/2022) dolar mencapai level terkuatnya sejak Mei 2002.

Ketidakpastian atas gangguan pasokan yang disebabkan oleh perang Rusia-Ukraina, serta pengetatan kebijakan moneter di seluruh dunia yang mengancam kelesuan ekonomi, juga membuat harga tidak bergerak lebih tinggi.(ant/gat/rst)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Selasa, 23 April 2024
30o
Kurs