Jumat, 29 Maret 2024

Ustaz Naruto: Anak Akan Menghalalkan Segala Cara Ketika Keberhasilan Diukur Berdasarkan Fisik

Laporan oleh Dhafintya Noorca
Bagikan
Ilustrasi. Remaja mengunakan smartphone. Foto: Pixabay

Ustaz Marzuki Imron atau yang akrab dikenal Ustaz Naruto mengatakan, perilaku negatif di kalangan remaja yang terjadi saat ini dikarenakan segala sesuatu yang mereka anggap berhasil tolok ukurnya kesuksesan fisik.

Remaja, dalam hal ini akan dikatakan akan lebih sukses ketika fisik mereka terlihat lebih tampan atau cantik, bukan peningkatan kualitas pribadi anak tersebut.

“Sehingga jangan heran kalau fokusnya itu urusan dunia. Salah satu cara untuk mendapatkan urusan dunia ini akhirnya menghalalkan segala cara, termasuk yang belum waktunya mereka miliki sehingga terjadilah tindakan kriminal itu tadi,” kata Ustaz Naruto saat mengudara di Radio Suara Surabaya, Rabu (9/11/2022).

Menurutnya, tolok ukur keberhasilan anak zaman sekarang jauh berbeda dengan generasi pendahulunya, karena nilai-nilai yang diadopsi dan dicerna memang berbau materialistis.

Ia mencontohkan, apabila anak diberi sejumlah uang kemudian disuruh membeli buku atau skin care, jawabannya kebanyakan memilih yang kedua.

“Generasi sekarang tontonannya, informasi yang didapat semuanya berbau dunia, berbau fisik. Sehingga yang mereka kejar ya itu, dunia dunia dunia, fisik fisik fisik. Namun ini bukan berarti saya menyalahkan ya, fokusnya yang memang mulai agak berubah,” ujarnya.

Sehingga untuk meluruskan kesuksesan yang tidak hanya diukur berdasarkan nilai fisik dan dunia semata, menurutnya diperlukan andil dari semua pihak untuk memahamkan anak bahwa kualitasnya bukan hanya ditentukan dari apa yang tampak.

“Ambil contoh kalau anak pulang sekolah ndak lagi bertanya tentang nilai matematikamu berapa? Ganti menjadi berapa orang yang sudah kamu bantu, berapa yang sudah kamu bikin tersenyum? Sudah jujur belum dalam ujian hari ini? Pemahaman tentang kualitas itu yang saya perhatikan mulai berkurang,” kata Ustaz Naruto.

Selain itu untuk menghindarkan anak dari perilaku negatif, salah satu yang bisa dilakukan orang tua adalah merubah mindset dan pola pikir karena teknologi makin mendalamkan jurang komunikasi dengan anak. Sehingga orang tua perlu belajar bahasa-bahasa kekinian agar anak nyaman curhat dengan mereka.

Bukan hanya itu, komunikasi yang mengedepankan menggunakan perasaan serta logika menurutnya efektif untuk menghindarkan anak dari melakukan hal-hal yang buruk.

“Kadang kala remaja kalau dinasihati pakai jalur agama mereka gak akan kena, tapi ketika kita bicara dengan bahasa hati akan lebih mengena. Misalnya kalau adik Anda atau Anda sendiri yang motornya dijambret, kira-kira bagaimana perasaannya? Dikembalikan kepada mereka kalau misalnya kamu yang mengalami bagaimana? Nasihat seperti ini akan lebih diterima daripada doktrin dan larangan orang dewasa,” pungkasnya.(dfn/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil Porsche Seruduk Livina di Tol Porong

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 29 Maret 2024
26o
Kurs