Rabu, 15 Mei 2024

BRIN: Pajale Bisa Jadi Alternatif Padi Selama El Nino

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Warga menggembala kambing di dasar Waduk Botok yang mengering di desa Mojodoyong, Kedawung, Sragen, Jawa Tengah, Rabu (30/8/2023). Foto: Antara

Eddy Hermawan Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Iklim dan Atmosfer Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyarankan petani untuk mengganti tanaman padi yang biasa ditanam menjadi padi gogo, jagung, dan kedelai (pajale) sebagai upaya antisipasi menghadapi dampak El Nino.

“Bila sampai akhir tahun ini tanda-tanda turun hujan masih jauh, maka saya lebih memilih untuk mengganti tanaman yang tadinya padi menjadi pajale,” ujarnya dalam bincang sains dilansir Antara, Kamis (31/8/2023).

Menurut Eddy, tanaman pajale cukup kuat terhadap kondisi kering akibat berkurangnya pasokan air.

BRIN juga meninjau penanaman padi pada tanah gambut agar mampu memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. Namun, pilihan itu masih harus dipertimbangkan dari berbagai aspek.

Eddy memprediksi kemarau panjang yang diakibatkan El Nino nanti akan menaikkan kuota impor pangan Indonesia.

“El Nino mulai bulan Mei 2023 dan mencapai puncak pada akhir November atau awal Desember. Kalau itu merupakan siklus yang sempurna, maka kembali normal atau netral pada akhir Maret, April, dan Mei 2024. Jadi, sekitar hampir satu tahun,” tutur Eddy.

Hanya ada tiga fenomena yang dapat menghentikan dampak El Nino, ungkapnya, yakni Monsun Asia, Indian Ocean Dipole (IOD), dan Madden–Julian Oscillation (MJO) di Samudera Hindia.

Jika pembentukan ketiga fenomena itu berbeda dari segi waktu, El Nino akan tetap ada dan memperburuk kekeringan di banyak daerah.

Adapun Eddy menganjurkan pemerintah untuk memperhatikan kawasan-kawasan sentral pangan yang bertipe curah hujan monsunal dari mulai Jakarta, Semarang, Pekalongan, Pemalang, hingga Surabaya.

Selain itu, waduk-waduk yang menjadi tempat penampungan air juga harus diawasi karena beberapa bendungan sudah menurun debit airnya, seperti di Bendungan Katulampa yang berada di Kota Bogor, Jawa Barat; dan beberapa bendungan lainnya di Jawa Tengah.

“Oleh karena itu, mulai saat ini dipikirkan untuk penghematan air secara besar-besaran,” tandas Eddy. (ant/bnt/ipg)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Rabu, 15 Mei 2024
29o
Kurs