Sabtu, 25 Mei 2024

Camat Menganti Bantah Intimidasi Ayah Korban SAH, Hanya Ingin Cari Kebenaran

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
SAH siswi kelas 2 SDN di Gresik saat dihadirkan dalam olah TKP, Sabtu (16/9/2023). Foto: Istimewa

Hendriawan Susilo Camat Menganti membantah kalau dirinya melakukan intimidasi kepada Samsul Arif ayah korban SAH siswi SD Gresik yang hampir buta diduga dicolok tusuk bakso.

Hendri menjelaskan, kalau dirinya ingin mencari tahu soal kebenaran sesungguhnya di balik ramainya kasus yang menimpa SAH ini.

Sebab Hendri mendapat informasi dari kepala desa setempat kalau di SAH masih aktif mengikuti lomba Agustusan setelah mengalami kejadian pencolokan tusuk bakso pada Senin (7/8/2023) di sekolahnya

“Tanggal 12-13 Agustus itu putrinha masih ikut lomba-lomba di balai desa, itu setelah tanggal 7 itu,” kata Hendri dikonfirmasi suarasurabaya.net, Jumat (22/9/2023).

Oleh karena itu Hendri melakukan pengecekan langsung untuk mendaptkan rangkaian fakta dan kronologis kejadian. Mulanya ia terjun bersama Dinas Pendidikan dan Reskrim Polres Gresik ke SD tempat korban untuk melakukan pemeriksaan.

“Setelah dari sana (SD korban) saya ke rumah korban. Kalau bayangan saya kalau ditusuk pasti bola mata terluka. Kami ketemu kami foto, matanya normal kayak gak ada bekas penusukan,” ujarnya.

Dirinya pun mulai ragu setelah mengunjungi rumah korban dan melihatnya secara langsung. Namun Hendri masih menghormati keluarga korban yang ingin meneruskan ke proses hukum.

Tak berhenti di situ, Camat Menganti tersebut juga mencari konfirmasi soal kondisi anak korban SAH kepada dokter. Yang mana tidak ditemukan tanda kekerasan kepada anak berusia 8 tahun itu di bagian matanya.

“Penyebab kebutaan memang saya belum dapat itu, tapi yang jelas tidak ada luka,” imbuhnya.

Kemudian setelah beberapa hari berlangsung, Hendri mendapat kabar dari Bupati Gresik akan ada pemeriksaan Magnetic Resonance Imaging (MRI) di RS PHC Surabaya. Dia berpikir setelah pemeriksaan MRI ini semuanya akan terungkap.

Sehari setelah pemeriksaan MRI kemudian tersiar kabar akan ada jumpa pers di Mapolres Gresik. Dari situ Hendri khawatir kepada Samsul Arif yang juga menjabat sebagai Sekertaris Desa Randu Padangan, Menganti.

“Saya takut juga, ini kan anak buah saya (Samsul Arif) loh. Saya ikut bertanggungjawab. Akhirnya saya telepon Kepala Desa (Randu Padangan),” tutur Hendri.

Kemudian pada Rabu (20/9/2023) malam Hendri menelpon Kepala Desa Randu Padangan untuk mengajak Samsul Arif bertemu di kantor kecamatan.

Dalam pertemuan itu turut hadir Kepala Desa, Kepala Dusun, dan Sekertaris Desa yakni Samsul Arif. Di kantor tersebut Hendri menanyakan keadaan sesungguhnya kepada Samsul Arif secara baik-baik.

“Saya tanyalah, coba pak jelaskan segamblang mungkin jangan ada yang ditutupi. Pak cariknya diam (Samsul Arif) cuma ngomong, nganpunten pak camat saya hilaf,” tutur Hendri menirukan ucapan hilaf Samsul.

Setelah itu Samsul menjelaskan kepada Hendri kalau dirinya menyesal. Sebab Samsul tidak menduga pemberitaan yang menimpa anaknya ini akan berdampak besar.

Hendri kemudian menyampaikan kalau persoalan yang dihadapi Samsul ini telah menjadi tanggungjawabnya. Dia khawatir kalau apa yang selama ini disampaikan Samsul menjadi kebohongan publik.

“Saya takut, dulu pernah ngamati kasusnya Ratna Sarumpet. Itu dipenjara loh mas, enggak main-main. Lalu saya sampaikan pak carik gimana kalau enaknya smpean (kamu) minta maaf atau mencabut laporan daripada nanti tambah panjang,” kata Hendri.

Hendri lalu menawarkan Samsul membuatkan draf permintaan maaf karena ayah korban itu kebingungan untuk menulisnya. Namun Hendri meminta rekomendasi dulu kepada Kabag Humas Pemkab Gresik terkait surat permintaan maaf itu.

Namun dari pihak Pemkab Gresik tidak merekomendasikan Hendri untuk membuatkan draf permintaan maaf Samsul. Sehingga draf tersebut tidak sampai jadi dan ditulis.

Pernyataan Hendri soal draf ini sekaligus menampik keterangan pengacara keluarga korban yang menuding bahwa Camat Menganti memaksa Samsul melakukan permintaan maaf terbuka.

“Jadi gak sampai dibikin, gitu aja. Karena saya takut, saya konfirmasi ke Kabag Humas jangan, jangan katanya. Jadi tidak dibuat,” ujarnya.

Camat Menganti itu berharap polemik yang sedang berlangsung ini bisa segera selesai dan terbukti kebenarannya. Sebab kata Hendri, akibat pemberitaan soal SAH yang makin gencar, Menganti sempat dicap kawasan tidak ramah anak.

“Saya bertanggungjawab atas apa yang ada di wilayah Menganti, karena gini image Menganti sebagai tidak ramah anak. Saya ikut bertanggungjawab. Saya ingin cepat clear terklarifikasi semua, kalau memang ada penusukan dibuka segamblang mungkin,” tandasnya.(wld/iss)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Evakuasi Kecelakaan Bus di Trowulan Mojokerto

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Surabaya
Sabtu, 25 Mei 2024
30o
Kurs