Jumat, 29 Maret 2024

Doktor Termuda Unair Lulus di Usia 24 Tahun

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Maria Apriliani Gani (kanan) mahasiswi Universitas Airlangga (Unair) yang berhasil menyandang gelar doktor ilmu farmasi di usia 24 tahun saat bersama Mohammad Nasih Rektor Unair. Foto: Unair

Maria Apriliani Gani mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) berhasil menyandang gelar doktor ilmu farmasi di usia 24 tahun.

Perempuan kelahiran Minahasa, 9 April 1999 itu, lulus dengan perolehan IPK 4.00 dan juga dinobatkan sebagai wisudawan terbaik jenjang S3 Fakultas Farmasi Unair pada wisuda Unair yang diselenggarakan pada Sabtu (3/6/2023).

Dengan pencapaiannya itu, ia mengaku bahwa sejak studi di jenjang S1, dirinya telah menyukai dunia penelitian.

“Kerap mengikuti berbagai ajang penelitian bergengsi tingkat nasional, seperti halnya PKM (Program Keativitas Mahasiswa),” ucapnya.

Dedikasinya pada dunia penelitian itu, mengantarkannya untuk mendapatkan beasiswa Peningkatan Kualitas Publikasi Ilmiah (PKPI) dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud-ristek).

Melalui beasiswa tersebut, ia berkesempatan melakukan penelitian di Seoul National University Korea Selatan selama enam bulan, dan juga diamanahi untuk melakukan penelitian dengan University of Rennes, Prancis. Bahkan, ia mendapat bantuan mobilitas Séjour Scientifique de Haut Niveau (SSHN) dari Pemerintah Prancis.

“Di sana saya bisa mengenal teknologi-teknologi baru yang belum ada di Indonesia. Saya juga banyak belajar mengenai kultur positif dan beberapa di antaranya saya terapkan di Indonesia,” ungkapnya.

Perjalanan akademis itu, kata Maria, yang mengantarkannya menjadi doktor termuda di Indonesia, bahkan ia meraih prestasi itu tidak lama setelah perayaan ulang tahunnya yang ke-24.

“Lima hari setelah berulang tahun yang ke-24, saya diyudisium sebagai doktor baru di bidang Ilmu Farmasi. Saya sangat senang karena ini menjadi kado ulang tahun saya yang ke-24,” ucap perempuan yang juga pernah mendapat beasiswa Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU) itu.

Dalam studi doktoralnya, ia melakukan penelitian dan mengembangkan biomaterial berukuran nanometer untuk aplikasi defek tulang dengan tujuan mengatasi permasalahan mahalnya produk implan tulang impor di Indonesia.

Ia berharap, hasil disertasinya dapat menyumbang teori baru di bidang farmasi dan sekaligus dapat bermanfaat bagi masyarakat Indonesia.(ris/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil Porsche Seruduk Livina di Tol Porong

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 29 Maret 2024
32o
Kurs