Minggu, 28 April 2024

KNKT: Pilot Batik Air Tertidur 28 Menit Hingga Pesawat Sempat Keluar Jalur

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Pesawat Batik Air di Bandara Banyuwangi. Foto: Istimewa

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) merilis laporan pendahuluan terkait insiden pilot dan kopilot pesawat Airbus A320 maskapai Batik Air rute Kendari-Jakarta yang tertidur selama 28 menit akibat kelelahan.

Insiden itu menyebabkan pesawat registrasi PK-LUV sempat keluar jalur penerbangan dan tak merespons pusat pengendali wilayah (Area Control Centre/ACC).

“Tidak ada yang terluka dalam insiden ini, dan tidak ada kerusakan di bagian pesawat,” laporan awal KNKT, dilansir Antara, Sabtu (9/3/2024).

Namun, KNKT tetap mengklasifikasikan insiden itu sebagai kategori insiden ‘serius’.

Dalam laporan kronologis KNKT, dijelaskan bahwa awalnya pilot (Pilot in Command/PIC) berusia 32 tahun dan kopilot (Second in Command/SIC) berusia 28 tahun itu mengoperasikan pesawat Airbus A320 yang membawa penumpang dari Jakarta menuju Kendari, dengan rute pulang pergi.

Selain itu selama penerbangan, pesawat dioperasikan oleh dua pilot dan empat kru pramugari.

Di tengah penerbangan dari Jakarta menuju Kendari, pilot menawarkan kepada kopilot untuk tidur karena dia tampak kelelahan.

Lalu kopilot memutuskan untuk tidur selama 30 menit, sedangkan pilot mengambil alih tugas kopilot sementara hingga pesawat berhasil mendarat dengan selamat di Kendari.

Selanjutnya dalam investigasi KNKT, tertulis selama transit di Bandar Udara Haluoleo, Kendari, pilot dan kopilot menyempatkan untuk makan mi instan.

Setelah menurunkan semua penumpang, pesawat melanjutkan penerbangan kembali pada pukul 00:05 Universal Time Coordinated (UTC) menuju Jakarta dengan nomor penerbangan BTK6723.

Dalam penerbangan menuju Jakarta itu, total penumpang yang berada di pesawat sebanyak 153 orang.

Selama perjalanan, saat pesawat mencapai fase ketinggian jelajah 36 ribu kaki (cruising), pilot dan kopilot melepas headset dan volume pengeras kokpit dinaikkan.

Saat itu pilot meminta izin kepada kopilot untuk beristirahat, dan kopilot mengambil alih tugas pilot sementara waktu.

Hingga selang beberapa waktu kemudian, pilot terbangun dan menawarkan kepada kopilot apakah dia ingin beristirahat, namun kopilot menolaknya.

“Kedua pilot kemudian melakukan percakapan non-tugas selama sekitar 30 detik dan kemudian sang pilot melanjutkan untuk tidur. Dan kopilot mengetahui akan hal itu, lalu ia melanjutkan tugasnya baik sebagai pilot maupun kopilot,” jelas Soerjanto Tjahjono dalam laporan pendahuluan yang ditandatangani.

Seharusnya saat detik-detik penerbangan ini, koordinasi antara kopilot ACC wilayah Jakarta harus terjalin.

Namun, pukul 01:43:42 UTC saat ACC Jakarta bertanya kepada kru pesawat, berapa lama pesawat itu terbang di jalurnya, tetapi tidak ada respons.

Dan ternyata saat itu kopilot tidak sengaja tertidur.

“Pada 01:43:42 UTC, SIC (kopilot) membaca kembali instruksi ACC Jakarta. Beberapa saat kemudian, SIC (kopilot) secara tidak sengaja tertidur,” tulis laporan KNKT.

Sementara itu, ACC Makassar dan ACC Jakarta menyediakan layanan pengatur lalu lintas udara dengan memanfaatkan sistem pengawasan (radar service).

Kemudian, atau sekitar 12 menit setelah transmisi terakhir, ACC Jakarta kembali berupaya melakukan kontak dengan pesawat, namun tetap tidak mendapatkan respons.

Sejumlah upaya pun dilakukan untuk menghubungi pilot dan kopilot, termasuk mengontak pilot pesawat lain untuk membantunya, tetapi tidak ada respons dari pesawat BTK6723.

Setelah itu, pada 02:11 UTC atau sekitar 28 menit sejak transmisi terakhir, pilot terbangun dan menyadari bahwa kopilotnya tertidur di posisi pesawat tengah berada di luar jalur penerbangan.

Pilot pun segera membangunkan kopilot dan merespons panggilan dari ACC dan pilot pesawat lain.

Dengan cepat, pesawat lanjut diarahkan kembali menuju jalur penerbangan yang benar, dan berhasil mendarat di Bandar Udara Soekarno-Hatta dengan selamat.

Akibat insiden tersebut, KNKT mengeluarkan rekomendasi keselamatan untuk mengantisipasi hal yang sama apabila terjadi di kemudian hari.

Lebih lanjut, Pedoman Pengoperasian Batik Air Indonesia Volume A (OM-A) menjelaskan bahwa pilot harus memiliki sebuah daftar pemeriksaan pribadi, yang mencakup kategori gangguan yang akan dialami pilot seperti mencakup penyakit, pengobatan, stres, alkohol, kelelahan, emotion dan Im Safe.

Akronim Im Safe tersebut dibuat agar dengan mudah diingat sebelum melakukan tugas penerbangan.

“Investigasi yang dilakukan tidak menemukan panduan atau prosedur rinci dari daftar periksa pribadi IM SAFE, seperti pedoman penilaian untuk setiap kategori penurunan nilai,” tulis laporan tersebut. (ant/sya/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Minggu, 28 April 2024
33o
Kurs