Minggu, 12 Mei 2024

Siti Atiqoh Sampaikan Komitmen Ganjar-Mahfud Atasi Pelecehan Seksual di Ruang Pendidikan

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Siti Atiqoh Supriyanti istri Ganjar Pranowo Capres nomor urut 3 saat berpidato dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) 2023 PIJAR l. Rapat dilaksanakan di Kantor DPP PDI Perjuangan (PDIP), Jakarta Pusat, Sabtu (16/12/2023). Foto : istimewa

Siti Atiqoh Istri Ganjar Pranowo Capres nomor 3 di Pilpres 2024 mengatakan Ganjar-Mahfud MD memiliki komitmen untuk menekan angka pelecehan seksual di Indonesia.

Hal itu disampaikan Atiqoh saat menjawab pertanyaan Hajjah Manurung seorang dokter dari Medan dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) 2023 PIJAR l. Rapat dilaksanakan di Kantor DPP PDI Perjuangan (PDIP), Jakarta Pusat, Sabtu (16/12/2023).

Atiqoh menyadari kasus pelecehan seksual cenderung sulit untuk dibawa ke ranah hukum.

“Karena hukum itu tak peduli apa pun, harus ada bukti dan saksi. Lah, kalau kejadiannya itu di tempat tertutup yang tidak ada orang melihat bagaimana. Saksinya, ya, korban,” kata Atiqoh dalam sesi tanya jawab.

Menurut Atiqoh, pelecehan seksual berbeda karakteristiknya dengan kejahatan lainnya. Contohnya kasus pencurian, peristiwanya kemungkinan besar dilihat oleh orang. Sedangkan pelecehan seksual, lanjut Atikoh, kadang hasil visumnya pun tidak menunjukkan adanya indikasi.

“Hasil fisik bahkan kadang tidak menunjukkan itu adalah pelecehan seksual,” jelas dia.

Karena itu, lanjut Atiqoh, Tim Pemenangan Nasional (TPN) sudah menyusunkan program yang akan dilaksanakan Ganjar-Mahfud bila terpilih di Pilpres 2024. Ganjar-Mahfud mewajibkan adanya tempat konseling di setiap lembaga pendidikan, salah satunya untuk mental health, baik di SMA maupun di perguruan tinggi.

“Kemudian mewujudkan satuan tugas pencegahan dan penanganan pelecehan seksual di setiap satuan lembaga pendidikan. Jadi, nanti akan dibentuk untuk satgasnya ini mereka bergerak melaporkan itu tahu harus ke mana dan orang yang menerima laporan itu tidak juga langsung prejudice,” kata Atiqoh.

Menurut Atiqoh, banyak korban pelecehan seksual justru menjadi korban perundungan yang seharusnya dilindungi. Korban dianggap menjadi pihak yang menjelekkan lembaga pendidikan.

“Pernah, bu, ketika saya di Jateng yang saya fokuskan memang pelecehan dan penanganan kekerasan seksual. Muridnya ini malah akhirnya yang ke luar karena tidak siap dengan prejudice dan stigma dari lingkungan. Jadi, itu kemudian yang lain adalah edukasi. Mereka itu korban, dia itu victim, kenapa malah justru seolah-olah jadi pelaku malah dipermasalahkan,” kata dia.

Oleh karena itu, lanjut Atiqoh, setiap lembaga pendidikan harus memiliki posko pengaduan. Di sisi lain, Atikoh juga memastikan akan ada hotline untuk pengaduan pelecehan seksual.(faz/iss)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Minggu, 12 Mei 2024
32o
Kurs