Sabtu, 4 Mei 2024

Psikologi Beri Cara Menurunkan Kekecewaan untuk Para Caleg Usai Pemilu

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Ilustrasi kotak suara Pemilu 2024. Foto: Grafis suarasurabaya.net

Pemilu menjadi momen yang penuh tantangan bagi para calon legislatif (caleg), tidak terkecuali pada Pemilu 2024 yang baru saja digelar pada 14 Februari lalu.

Namun, setelah semua suara terkumpul dan hasil hitung cepat beredar, tidak semua caleg akan merayakan kemenangan, bahkan bagi mereka yang gagal dalam pencalonan kemungkinan akan kecewa dan stres usai pelaksanaan pemilu.

Dicky C. Pelupessy Pakar Psikologi Sosial dari Universitas Indonesia mengatakan mengelola pikiran menjadi kunci bagi para caleg yang merasa stres dan kecewa usai pemilu berlangsung.

“Bisa dimulai seperti ini, ya. Misalnya, dengan pengertian bahwa namanya mengikuti kompetisi, ya, ada kemungkinan menang, ada kemungkinan kalah. Itu satu contoh bahwa yang dilakukan adalah mengelola pikiran kita,” ucap Dicky saat dihubungi seperti dilaporkan Antara, Jumat (16/2/2024).

Langkah berikutnya berbicara dengan keluarga, teman, dan pendukung politik setelah pemilu dapat membantu melepaskan tekanan dan mendapatkan dukungan emosional yang diperlukan.

Selain itu, melakukan aktivitas yang menyenangkan, seperti berolahraga, meditasi, atau menikmati hobi ternyata juga dapat membantu menjaga kesehatan mental dan mengalihkan pikiran dari kekecewaan.

Hal terpenting adalah menetapkan prioritas dan fokus pada hal yang dapat dikendalikan, seperti melanjutkan karier atau mengembangkan keterampilan baru. Dengan begitu, para caleg dapat mengalihkan perhatian dari kegagalan politik dan bergerak maju dengan semangat baru.

Jika kesulitan mengelola stres dan emosi, jangan ragu untuk mencari bantuan dari ahli psikolog atau konselor yang dapat memberikan dukungan dan saran yang dibutuhkan.

Dengan menerapkan strategi ini, diharapkan para caleg yang gagal dapat mengatasi stres pasca pemilu dengan lebih baik dan melanjutkan kehidupan dengan semangat baru.

“Rumus sederhananya adalah mengelola pikiran dan stabilkan emosi. Mungkin sulit karena masih hangat, tapi coba jangan buka berita atau sosial media agar kecewa dan stresnya perlahan mereda. Intinya kemudian memang perasaan itu, kita stabilkan,” pungkasnya. (ant/man/iss)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Sabtu, 4 Mei 2024
30o
Kurs