Kamis, 2 Mei 2024

Gubernur Jatim: Inflasi dan Kelangkaan Bapok Jadi Ancaman

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim waktu memimpin high level meeting (HLM) dalam pengendalian inflasi, Senin (20/2/2023). Foto: Wildan suarasurabaya.net

Pemerintah Provinsi Jawa Timur hari ini menggelar rapat koordinasi high level meeting (HLM) dalam upaya mengendalikan inflasi di beberapa daerah. Inflasi itu disebabkan karena meroketnya harga sejumlah kebutuhan bahan pokok (bapok), terutama beras.

Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim yang memimpin rapat itu menuturkan kalau potensi inflasi merupakan ancaman serius bagi Jatim. Oleh sebab itu Khofifah mengajak semua Forkopimda melakukan koordinasi untuk menjaga inflasi.

Harga bapok beras, salah satu faktor pengerek inflasi disinggung beberapa kali oleh Khofifah dalam agenda tersebut. Sebab Provinsi Jatim selaku lumbung pangan di Indonesia justru mengalami kekurangan.

“Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim menunjukkan stok beras di Jatim surplus 3,1 juta ton,” kata Khofifah di Hotel JW Marriott Surabaya, Senin (20/2/2023).

Meski suprlus, Gubernur Jatim itu mengungkapkan kalau dirinya pernah disinggung Jokowi soal keberadaan beras di Jatim saat krisis beras terjadi di sejumlah daerah Indonesia.

“Barang katon (terlihat) ini, barang katon. Datanya menunjukkan kita surplus 3,1 juta ton. Tapi barangnya susah ditemukan,” ucap Khofifah dengan nada agak tinggi.

Khofifah pun meminta penanganan stok bers wajib dilakukan secara komprehensif dan solutif atas persoalan produksi beras. Sebab kondisi ini berdampak terhadap ketahanan pangan nasional.

“Stok di Bulog tidak boleh kurang dari 1,2 juta ton. Semua orang tahu. Tapi stok itu (Jatim) 700 (kwintal), 750 semua juga tahu,” jelasnya.

Supaya menjaga harga beras agar tetap stabil, Mantan Menteri Sosial RI itu mendorong sejumlah kepala daerah untuk membuat stockist guna menampung beras.

Khofifah menilai keberadaan stockist bisa menjaga harga beras tetap stabil dan tidak melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET).

“Kalau ada kebutuhan maka tidak perlu lagi menggerakkan dari Kantor Bulog,” ucap Khofifah.

Dirinya juga mendorong kepala daerah hingga Satgas Pangan supaya berkoordinasi dengan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) sebagai langkah strategis memantau penyetoran hasil panen mereka.

Kemudian, Khofifah menuturkan masih ada tiga kabupaten dan kota di Jatim yang masih menjual beras di atas HET Rp12 ribu. Antara lain Kabupaten Sumenep, Kabupaten Blitar, dan Kota Blitar.

“Selain itu harganya di bawah HET. Rata-rata seperti Surabaya sudah Rp8.800 per kilogram, HET nya Rp9.450 per kilogram,” imbuh Gubernur Jatim.

Sementara itu untuk stok beras, Khofifah yakin kalau komoditas itu bakal stabil saat bulan Ramadhan nanti. Sebab di akhir bulan ini dan Bulan Maret nanti akan memasuki masa panen raya di Jatim.

“Stok kita aman. Minggu ketiga Februari ini kita akan panen 60 ribu ton. Minggu keempat Februari 70 ribu ton dan Maret produksi beras kita mencapai 1,05 juta ton. Jadi sangat cukup,” kata dia.

Gubernur Jatim itu juga menyoroti rantai distribusi saat panen raya nanti. Sehingga, beras-beras hasil panen bisa sampai di pasar maupun warung-warung untuk bisa menjangkau masyarakat luas.

“Pastikan tidak ada kekosongan stok di masing-masing pasar. 23 Maret kita masuk Ramadan, semua stok logistik kami pastikam aman,” tegasnya.(wld/iss/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Kamis, 2 Mei 2024
29o
Kurs