Selasa, 30 April 2024

Senin Depan, Google Berganti menjadi Alphabet

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Skema Alphabet Inc. Foto: CNN

Mulai Senin (5/10/2015), atau setelah penutupan pasar saham Amerika Serikat Jumat (2/10/2015), Google akan berada di bawah Alphabet Inc, perusahaan baru yang didirikan Larry Page dan Sergey Brin, duo pendiri Google pada Agustus lalu.

Alphabet akan menggantikan Google sebagai perusahaan publik yang akan menjadi “rumah” bagi layanan mesin pencari Google, periklanan digital, peta digital, YouTube, sampai proyek penelitian Google X, lansir CNN, Sabtu (3/10/2015).

Unit bisnis inti yang menghasilkan banyak uang seperti mesin pencari, layanan iklan digital, Android, sampai Chrome, berada di bawah Google.

Google tidak lagi menangani bagian riset dan proyek eksperimental, seperti membuat pesawat tanpa awak dan meluncurkan lensa kontak pintar yang dapat mengukur kadar glukosa dalam air mata untuk memantau orang-orang yang mempunyai penyakit diabetes. Bagian itu akan ditangani Google X yang menjadi entitas terpisah di bawah Alphabet Inc.

Perusahaan induk tersebut juga akan menaungi perusahaan investasi Google Ventures dan Google Capital, Nest yang menjual produk-produk smart home, serta Fiber yang menyediakan layanan broadband dan TV.

“Struktur baru ini akan membuat kami dapat menjaga fokus pada peluang-peluang luar biasa di dalam Google,” kata Larry Page seperti dilansir BBC.

Saham Kelas A dan Kelas C Google secara otomatis dikonversi dalam jumlah yang sama ke saham Kelas A dan Kelas C Alphabet. Saham Alphabet akan memulai perdagangan pada 5 Oktober 2015.

Meski nama induk perusahaan berubah, namun simbol saham tidak berubah, tetap memakai simbol GOOGL untuk saham Kelas A, dan GOOG untuk saham Kelas C.

Mulai kuartal empat 2015, perusahaan ini akan memiliki dua laporan keuangan, yaitu laporan perusahaan Google dan Alphabet yang membawahi banyak usaha lain.

Sekadar catatan, untuk saham Kelas A dan Kelas C, Google melakukan pemecahan saham pada 2012 lalu untuk memungkinkan dua pendiri, Larry Page dan Sergey Brin, menjaga kontrol atas perusahaan.

Saham Kelas A diisi oleh pemegang saham yang memiliki hak suara. Sementara Kelas C diisi oleh pemegang saham yang tak memiliki hak suara.

Alasan pemilihan nama Alphabet

CEO Googgle Larry Page menjelaskan alasan keduanya memilih Alphabet sebagai nama perusahaan barunya dalam postingannya di blog Google.

“Kami memilih nama Alphabet karena berarti sekumpulan huruf yang merepresentasikan bahasa, salah satu inovasi manusia yang paling penting,” ujar Larry Page, yang kini menjabat sebagai CEO Alphabet.

Selain itu, Page juga menjelaskan dengan Alphabet, perusahaan bisa mengindeks huruf G sebagai Google Search, salah satu anak usaha yang dimilikinya.

“Kami juga memilihnya karena Alphabet bisa dibaca dengan Alpha-bet (Alpha adalah investasi yang hasilnya di atas nilai tolak ukur),” terang Page seperti dikutip Nextren, Selasa (11/8/2015).

Page menekankan bahwa Alphabet tidak ditujukan sebagai merek konsumer dengan produk-produk tertentu nantinya. Alphabet menurut Page harus menjadi perusahaan yang mandiri dan mengembangkan mereknya sendiri.

Secara garis besar Page menyebut fokus Alphabet antara lain adalah untuk menggarap proyek-proyek ambisius Google. Selain itu, perusahaan juga akan mendorong perusahaan rintisan dan enterpreneur untuk maju, melakukan investasi yang dianggap bakal menguntungkan, membuat Google lebih baik, dan ujungnya meningkatkan taraf hidup orang banyak sebisa mereka.

Jabatan baru

Melalui restrukturisasi, Larry Page akan menjadi direktur eksekutif Alphabet, sedangkan Sundar Pichai dinobatkan sebagai CEO Google.

Adapun Sergey Brin pria yang juga ikut mendirikan Google, bakal menempati posisi presiden Alphabet. Kemudian, Eric Schmidt, yang kini merupakan direktur Google, akan menjabat direktur eksekutif perusahaan holding.

Restrukturisasi itu dipandang Colin Gillis, analis investasi dari BGC Partners, sebagai cara Google memberikan para investor kejelasan mengenai strategi perusahaan dan seberapa besar Google menggelontorkan anggaran untuk produk baru.

“Perubahan ini memberi mereka struktur untuk menambah ranah bisnis lain jika mereka mengakuisisi sesuatu,” kata Gillis.(berbagai/iss/fik)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Selasa, 30 April 2024
30o
Kurs