Senin, 29 April 2024

Antisipasi Kekeringan, Jatim Bangun 320 Embung Baru

Laporan oleh Fatkhurohman Taufik
Bagikan
Ilustrasi

Pemerintah Jawa Timur segera membangun sebanyak 320 embung atau cekungan penampung air baru. Langkah ini dilakukan guna mengantisipasi kekeringan yang selalu melanda saat terjadi musim kemarau di sejumlah daerah.

Embung sejumlah itu akan dibangun di berbagai kawasan rawan kekeringan yang tersebar mulai dari Tapal Kuda, Madura, hingga kawasan Pantura dan kawasan Mataraman.

“Satu embung anggaranya Rp250 juta, saat ini kita sudah siapkan uang Rp80 miliar,” kata Soekarwo, Gubernur Jawa Timur, Sabtu (23/8/2014).

Menurut Soekarwo, embung-embung ini setidaknya akan dilengkapi geomembran atau lapisan plastik sehingga air yang ditampung tak mudah terserap dan habis.

Selain itu, embung rencananya juga akan dilengkapi dengan water treatment sehingga bisa dijadikan saringan untuk membantu warga sekitar mendapatkan air bersih.

“Pengamanan di beberapa daerah kalau tidak ada water treatment airnya jadi hijau kalau kemarau sehingga tak bisa dimanfaatkan untuk air bersih,” kata dia.

Embung-embung ini, kata Soekarwo merupakan cekungan air kecil yang dibangun dengan luas 50×50 meter dengan kedalaman cekungan 4 meter.

Sayang pembangunan embung-embung ini tak bisa cepat dilakukan karena adanya kendala pengadaan tanah. Di beberapa daerah, pemerintah mensiasati dengan membeli tanah khas desa, tapi masalahnya tidak semua desa memiliki tanah khas desa.

“Di Madura itu, tidak semua kepala desa punya bengkok (tanah khas desa), inilah yang jadi masalah,” ujarnya.

Sementara itu, dari data yang ada, saat ini setidaknya telah ada 250 desa yang mulai mengalami kekeringan. Selain itu juga ada 911 desa yang juga terancam kekeringan.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur sendiri telah mengklasifikasikan setidaknya ada tiga jenis kekeringan yaitu kering langka terbatas dengan jarak sumber air antara 100 sampai 500 meter.

Selain itu juga kering langka dengan jarak sumber air antara 500 meter sampai 3 kilometer. Serta untuk jarak di atas 3 kilometer bisa dikatakan masuk dalam kategori kering kritis. (fik/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Senin, 29 April 2024
30o
Kurs