Selasa, 30 April 2024

Presiden Geleng-geleng Kepala Melihat Proyek Hambalang Dipenuhi Ilalang

Laporan oleh Jose Asmanu
Bagikan
Joko Widodo, Presiden, saat meninjau proyek pembangunan Pusat Pendidikan, Pelatihan dan Sekolah Olahraga Nasional (P3SON) yang dikenal dengan nama proyek Hambalang, Jumat (18/3/2016). Foto: Jose suarasurabaya.net

Joko Widodo, Presiden RI, secara mendadak meninjau proyek pembangunan Pusat Pendidikan, Pelatihan dan Sekolah Olahraga Nasional (P3SON) yang dikenal dengan nama proyek Hambalang, Jumat (18/3/2016).

Proyek bernilai triliunan rupiah yang dibangun sejak tahun 2010 kini dalam kondisi yang mengenaskan. Pada bagian kerangkanya sudah banyak yang roboh dan ditumbuhi rumput ilalang.

Presiden sempat geleng-geleng kepala menyaksikan sendiri nasib Hambalang. “Terlalu,” kata presiden sambil geleng kepala.

Mega proyek sarana olah raga ini dihentikan sejak 2012 setelah menjadi ajang korupsi yang melibatkan Andi Malarangeng Menpora kala itu, Anas Urbaningrum Ketum DPP Partai Demokrat, Nazarudin Bendahara Demokrat dan Angelina Sondak Anggota DPR RI dan beberapa orang lainnya yang sedang menjalani proses hukum.

Dalam peninjauan keliling ini, presiden didampingi Imam Nahrawi Menpora dan Basuki Hadimuljono, Menteri PU-PR.

Presiden memerintahkan Kementerian Pekerjaan Umum untuk melakukan pengecekan secara menyeluruh terhadap kondisi bangunan dan lingkungan sekitar untuk selanjutnya menentukan langkah apa yang akan diambil terhadap proyek tersebut.

“Kalau dilanjutkan untuk apa? Apakah masih seperti yang lama untuk sekolah olahraga, atau mungkin diubah bisa saja. Diubah jadi wisma atlet misalnya, atau diubah jadi untuk Pelatnas, atau diubah jadi rusunawa,” ujar presiden.

Kondisi tanah yang labil juga menjadi salah satu pertimbangan apakah proyek ini akan dilanjutkan atau tidak. “Karena info yang saya terima tanah ini telah labil, ini nanti perlu di Balitbang PU juga akan mengecek lagi memungkinkan atau tidak masalah labilitas tanah,” kata presiden.

Berdasarkan pantauan di lapangan, presiden mengatakan bahwa struktur bangunan yang ada tidak sesuai standar untuk bangunan di perbukitan.

Struktur bangunan kan dilihat, harusnya besinya gede, tapi ternyata setelah di cek di lapangan malah besinya kecil. Harusnya pondasi misalnya 3 meter, malah besinya 1 meter, nah ini yang akan dicek semuanya secara total.

Selain struktur bangunan dan kondisi lingkungan, peralatan pendukung dan furnitur seperti mebel, AC, peralatan olahraga juga akan ditentukan bagaimana pengelolaannya. “Yang paling penting adalah penyelamatan aset negara, kuncinya di situ, arahnya ke sana,” pesan presiden.

Selain itu, presiden menyampaikan untuk mengetahui kerugian yang terjadi dan menentukan langkah ke depan, dirinya akan memerintahkan BPKP.

“Saya ingin turunkan BPKP untuk meng-cut kalau ke depan diputuskan atau dilanjutkan menjadi jelas,” ucap presiden.(jos/iss/ipg)

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Selasa, 30 April 2024
26o
Kurs