Senin, 29 April 2024

Stand Dibongkar, Pedagang Keluhkan Lokasi Baru yang Tak Strategis

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Hanafi dan seorang pedagang lain yang stan warungnya di Jalan Raya Wonokromo dibongkar PD Pasar untuk FR Sisi Barat, Jumat (10/2/3017). Foto: Denza Perdana suarasurabaya.net

Sebanyak tujuh stand pedagang yang berdiri di lahan Perusahaan Daerah (PD) Pasar Surya di Jalan Raya Wonokromo dibongkar petugas gabungan Satpol PP Kota Surabaya dan PD Pasar Surya, Jumat (10/2/2017).

Hanafi, 39, salah satu pengelola stan warung kopi yang turut dibongkar oleh petugas gabungan mengatakan, pembongkaran ini berlangsung Jumat pagi sekitar pukul 06.00 WIB.

“Petugas PD Pasar sama Satpol PP. Ya mau bagaimana lagi. Minggir dulu aja,” ujar Hanafi kepada suarasurabaya.net usai pembongkaran.

Dia mengaku telah berjualan sejak 10 tahun silam. Awalnya, dia sempat berdagang sandal. Namun karena sepi, dia pun memutuskan untuk membuka warung kopi.

Hanafi mengaku untuk sementara waktu, dia menitipkan meja dan peralatan-peralatannya pedagang di sekitar yang stan-nya belum dibongkar.

Pria yang tinggal di Pulo Wonokromo ini mengaku pasrah, karena sepertinya tidak ada ganti rugi untuk stannya yang tidak permanen, walaupun dia telah membayar retribusi pasar Rp15 ribu setiap minggu.

“Saya sudah tanya. Kan saya bayar 15 ribu per minggu. Katanya, ya itu mungkin untuk biaya sampah,” ujarnya menirukan perkataan petugas PD Pasar Surya.

Jumat siang, Hanafi tampak mengumpulkan kayu maupun seng bekas warungnya yang dibongkar untuk dia gunakan kembali di tempat lain, yang dia belum tahu di mana.

Pemkot Surabaya membebaskan lahan 10 meter dari pagar di Jalan Raya Wonokromo untuk pembangunan frontage road (FR) sisi barat hingga ke Terminal Joyoboyo.

Selain tujuh stand yang telah dibongkar, ada lebih dari 20 stan permanen yang ditempati pedagang, terdampak pembebasan lahan ini.

Satu diantaranya adalah Muchid (40), pedahang pakaian yang menempati stan di lahan milik PD Pasar Surya Jalan Raya Wonokromo. Dia mengaku sedikit tidak enak hati karena perlakuan pihak PD Pasar yang cukup kasar.

“Buka stand saya sampai rolling door saya rusak,” katanya. Bangunan permanen yang dia tempati, diakui oleh Muchid, memang dia bangun sendiri. Termasuk pemasangan rolling door itu.

PD Pasar memang belum melakukan pembongkaran bangunan permanen di lokasi itu, tapi Jumat pagi tadi, semua penghuni stan permanen diminta untuk mengosongkan dagangan.

“Saya beres-beres barang. Saya taruh rumah dulu di Wonokromo Gang VI. Kalau bongkarnya kapan, saya enggak tahu,” ujarnya.

PD Pasar Surya, sebagaimana diakui oleh Muchid, telah menawarkan 10 lokasi yang bisa ditempati. Beberapa diantaranya di Pasar Blauran, DTC, atau di Dukuh Kupang, Tambah Rejo, Gubeng dan Pucang.

“Tapi stand yang disediakan di belakang, jadi kurang strategis,” katanya.(den/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Senin, 29 April 2024
27o
Kurs