Minggu, 28 April 2024

Bangun Gapura Berbahan Ramah Lingkungan dan Daur Ulang dari Jimpitan Receh

Laporan oleh Dwi Yuli Handayani
Bagikan
Gapura menggunakan asesoris dan ornamen yang berasal dari bahan daur ulang dibangun di RT.23 RW.07 Kelurahan Sekardangan, Sidoarjo Jatim. Foto: Istimewa

Gapura menggunakan asesoris dan ornamen yang berasal dari bahan daur ulang dibangun di RT.23 RW.07 Kelurahan Sekardangan, Sidoarjo Jatim. Gapura itu merupakan salah satu peserta Festival Gapura Cinta Negeri.

Edi Priyanto Ketua RT.23 RW.07 Kelurahan Sekardangan, Sidoarjo mengatakan gapura ini didedikasikan untuk 74 tahun Kemerdekaan Republik Indonesia, dengan konsep dibuat menggunakan bahan daur ulang dan ramah lingkungan. “Ini wujud semangat dan cita-cita kami sebagai Kampung Edukasi Sampah dalam rangka mendukung dan mewujudkan program Zero Waste,” kata Edi seperti dalam rilis yang diterima suarasurabaya.net.

Kata Edi, gapura ini mengandung 3 unsur utama yaitu Lambang Negara Garuda Pancasila, Sang saka Merah Putih serta logo 74 tahun Kemerdekaan RI bertemakan SDM Unggul Indonesia Maju. Selai itu, beberapa asesoris dan ornamen juga menggambarkan upaya pengembangan SDM unggul Indonesia.

Bahan yang digunakan, lanjut Edi, mayoritas menggunakan bahan ramah lingkungan seperti tikar pandan, anyaman bambu, kertas dan kayu, juga pemanfatan bahan bekas seperti botol kosong, koran bekas dan plastik bekas.

Konten lokal wisdom juga ditampilkan, diantaranya lukisan bandeng dan udang yang merupakan khas Kabupaten Sidoarjo, juga adanya topeng malangan, kuda lumping, kenthongan serta batik.

Edi menjelaskan, sumber pendanaan pembuatan gapura tujuh belasan tersebut diantaranya dari jimpitan receh, budidaya hidroponik dan pengelolaan sampah seperti penjualan pupuk organik (padat dan cair), penjualan komposter aerob bermotif dan manajemen Bank Sampah. “Warga sudah tidak lagi membayar iuran dengan uang namun cukup hanya menyetorkan sampah terpilahnya melalui Bank Sampah,” ujarnya.

Kata Edi, program jimpitan receh ini telah berjalan sejak dua tahun lalu, mekanismenya uang recehan/pecahan logam dari setiap rumah warga dikumpulkan dalam sebuah toples yang disediakan. Pengambilan dilakukan setiap Jumat malam oleh warga sambil melakukan ronda keliling saat jaga malam poskamling.

Pengerjaan gapura cinta negeri sendiri tidak dilakukan dalam waktu yang singkat, namun dilakukan secara bertahap bersama-sama oleh warga. (dwi)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Minggu, 28 April 2024
29o
Kurs