Rabu, 1 Mei 2024
Gotong-royong Setengah Hati

Hasil PCR dan Keberadaan 163 Karyawan Sampoerna Belum Jelas

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Ilustrasi. Logo PT HM Sampoerna Tbk di satu fasilitas bangunan milik perusahaan itu. Foto: Istimewa

Hasil swab terhadap 163 karyawan Pabrik PT HM Sampoerna Tbk Rungkut 2 Surabaya belum juga keluar. Keberadaannya pun tak jelas di mana. Baik Pemprov Jatim maupun Pemkot Surabaya terkesan lepas tangan.

Dokter Joni Wahyuhadi Ketua Gugus Kuratif Covid-19 Jatim menjawab sekenanya dan merahasiakan beberapa hal soal 163 karyawan Sampoerna itu karena sudah pernah ditangani Pemkot Surabaya.

“Ada, itu sudah di-swab, sekarang di-tracing,” ujarnya. Ketika wartawan menanyakan, di mana hasil swab itu diperiksa dengan tes PCR untuk mendeteksi Covid-19, Joni merahasiakannya. “Ada lah, di mana.”

Joni Wahyuhadi yang berulang kali menyatakan, PCR sebagai gold method pendeteksi Covid-19 perlu dua kali dilakukan terhadap seorang pasien suspect untuk memastikan diagnosis.

Lantas, apakah 163 karyawan yang sudah menjalani tes PCR tapi hasilnya belum keluar perlu menjalani swab ulang? “Ya. Kalau ada gejala, ya, di-swab lagi. Kalau enggak ada, ya, enggak perlu,” jawabnya.

Informasi yang didapat suarasurabaya.net, 163 karyawan Sampoerna itu menjalani tes swab yang digelar secara mandiri oleh Manajemen Pabrik PT HM Sampoerna Rungkut 2 di salah satu rumah sakit swasta.

Pabrik rokok produsen rokok A Mild, yang sahamnya dikuasai PT Philip Morris Indonesia, perusahaan rokok dan tembakau asal Amerika Serikat itu, memang bekerja sama dengan salah satu RS Swasta.

Di lokasi pabrik di kawasan Kali Rungkut Surabaya itu, perusahaan pun menyediakan klinik kesehatan bagi karyawan yang juga didirikan atas kerja sama dengan rumah sakit swasta pelaksana tes swab itu.

Sebelumnya, Pemkot Surabaya melalui Dinkes mengklaim, pelaksanaan swab terhadap 163 karyawan dan rapid test terhadap 323 karyawan oleh manajemen Sampoerna adalah permintaan mereka.

Pertanyaannya, apakah faktor swab PCR di rumah sakit swasta itu yang bikin hasilnya tak kunjung keluar? Sebab, hanya beberapa laboratorium di Surabaya yang dapat izin pemerintah sebagai pemeriksa Covid-19.

“Tanyakan yang meminta, dong,” kata Joni menjawab pertanyaan wartawan di Gedung Negara Grahadi, Senin (4/5/2020) malam.

Menurutnya, Gugus Tugas Pemprov Jatim hanya fokus menangani 323 karyawan Sampoerna yang telah menjalani rapid test dan hasilnya ada 91 orang di antaranya yang dinyatakan reaktif (positif rapid test).

“Itu yang kami diskusikan dengan perusahaan. Kalau sebelumnya, ya, kegiatan Dinas Kota dengan Manajemen Sampoerna. Saya tidak diskusikan lagi. Kan, sudah ditangani Dinas Kota. Yang ini (323 karyawan) belum. Kami yang urus. Ngono, lho (begitu, lho),” katanya.

Sejumlah peran Gugus Tugas Covid-19 Jatim terhadap klaster baru di Surabaya itu, Pemprov yang meminta perusahaan mengisolasi 91 karyawannya yang positif rapid test itu di tempat tertentu. Perusahaan memilih sebuah hotel.

Pemprov Jatim melalui RSUD dr Soetomo menerjunkan dua tenaga medisnya ke hotel itu untuk melakukan swab terhadap para karyawan. Hasilnya, 63 orang di antaranya ternyata positif terjangkit Covid-19.

Gugus Tugas Pemprov juga yang sudah memindahkan sebagian karyawan positif Covid-19 itu ke Rumah Sakit Rujukan. Kini, manajemen hotel menyatakan keberatan dan meminta semua karyawan dipindahkan.

Kembali ke 163 karyawan Sampoerna yang masih belum jelas nasibnya. PT HM Sampoerna Tbk sudah menutup Pabrik Rungkut 2 Surabaya akhir April kemarin. Di mana 163 karyawan itu berada?

“Enggak tahu lah. Ini kan seperti pacaran dengan orang yang sudah pernah pacaran. Urusan dengan pacarnya yang dulu, yo, ojok ditakokne (ya, jangan ditanyakan). Kami sakit hati, nanti,” kata Joni berkelakar.

Kalaupun Pemkot Surabaya yang menangani, apakah Pemkot Surabaya yang akan umumkan hasil swab 163 karyawan Sampoerna itu? Joni Bilang, yang mengumumkan tetap Kemenkes.

“Tetap, yang mengumumkan Kemenkes. Nanti kita cocok-cocokan data aja,” ujarnya.

Mungkin memang seperti itulah seharusnya gotong-royong yang perlu dijalin antara Pemprov Jatim dengan Pemkot Surabaya dalam menangani klaster Sampoerna, seperti kata Joni, beberapa waktu lalu. Pada intinya, cocok-cocokan data.(den)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Rabu, 1 Mei 2024
29o
Kurs