Kamis, 25 April 2024

Sampah Kasur Bikin Banjir? Netter e100 Beri Solusinya

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Warga Kelurahan Gading, Kecamatan Tambaksari, Kota Surabaya membawa kasur bekas. Foto: Atok Suparyanto via e100

Temuan tiga kasur bekas di Pintu Air Simo, pada Senin (28/12/2020) malam membuat geram warga Kota Surabaya. Saat hujan lebat datang, perbuatan segelintir orang tidak bertanggungjawab tersebut ikut mengakibatkan banjir yang merugikan banyak orang.

“Bagaimana mau bebas banjir? Meski dikasih gorong-gorong seluas stadion kalau masih rajin buang sampah ke sungai. Apalagi yang dibuang kasur yo pancet ae banjiiiirrrr. Kebacut ancene, Reeekkkkk,” tulis Wulan Eunike Santoso, netter e100.

Supaya sampah kasur bekas tidak dibuang ke sungai lagi, Netter e100 memberikan beberapa pilihan solusi berikut.

1. Daur ulang

Atok Suparyanto, warga RW 10 Kelurahan Gading, Kecamatan Tambaksari, Kota Surabaya menceritakan, warga kampungnya mengolah sampah kasur kapuk bekas dengan mendaur ulang jadi barang berguna lainnya.

“Petugas kebersihan di tempat saya, mengolah limbah kasurnya selalu tepat penanganannya. Kasur dibongkar, kapuk dikumpulkan dan dicuci menggunakan disinfektan, dikeringkan lalu dikemas menjadi bantal, guling atau boneka mainan buatan beliau. Bungkus kasurnya dimusnahkan,” tulis Atok.

Dia juga melakukan hal yang sama agar sampah kasur bekasnya tidak merusak lingkungan.

“Bantal dan guling di rumah saya awalnya berisi dakron. Jika dicuci hasilnya tidak seperti saat beli. Setelah diganti kapuk, alhamdulillah bantalnya empuk dan pembungkus bantal dan gulingnya bisa dicuci. Jangan malu terlihat miskin atau tidak mampu, tapi malulah jika kita tidak bisa menggunakan bahan bekas dan hanya menambah sampah yang merusak lingkungan.”

2. Bongkar sebelum buang

Netter dengan akun Arif Jik berpendapat, barang bekas yang sudah menjadi sampah ya harus dibuang ke tempat sampah. Namun, tidak semua sampah bisa dibuang langsung begitu saja.

Salah satu caranya, tulis Cak Inunk, saat harus membuang kasur ke tempat sampah, dia akan membuka kain pembungkusnya dan membagi kapuknya ke dalam beberapa kantong kresek.

“Kasurnya dibongkar terus kapuknya dimasukkan ke beberapa kresek. Dijamin aman saat dibuang ke tempat sampah. Kainnya bisa dimanfaatkan buat lap atau keset,” tulisnya.

Senada, Jeffry Art menulis, “Pengalaman saya pernah buang kasur tapi caranya saya edel-edel. Saya jadikan sekitar 25 bungkus kresek terus saya buang di tempat sampah terpisah yang ada TPS sampahnya. Nyicil tiga hari berturut-turut, akhirnya habis. Harus mau berusaha jangan enaknya saja buang di sungai.”

Kalau menurut Liceng Cow, lebih baik kehilangan uang buat bayar buang sampah daripada membuat sungai tercemar dan warga atau masyarakat lain menerima imbas dari meluapnya air sungai.

3. Dibakar, tapi…

Beberapa netter menyarankan untuk dibakar di tempat pembakaran khusus karena bisa jadi kasur yang dibuang itu bekas orang yang sudah meninggal atau sakit menular.  Namun, netter lain tidak setuju dengan saran ini karena pembakaran sampah dapat menambah polusi udara.

4. Diberikan ke orang lain

Moha Yudi Hermawan menyarankan agar kasur bekas diberikan ke orang yang membutuhkan atau orang yang bisa mengolah kembali kasur bekas.

“Pemilik kasur bekas layak pakai coba disumbangkan ke panti asuhan sebelum memilih untuk dibuang,” tulis Ngurah Made.

5. Diurus pemerintah

“Harusnya ya memang difasilitasi oleh Pemkot, seperti di Bandung yang malah diambil oleh dinas kebersihannya,” tulis Popy Meiranti.

Sedangkan Suri Andria lebih tertarik dengan sosialisasi pengolahan sampah rumah tangga dari kelurahan ke Ketua PKK. “Proses penyortiran barangnya bekerjasama dengan dinas kebersihan. Kalau perlu diberikan video tentang prosesnya agar masyarakat tahu bagaimana cara membuang sampah yang berat misal kasur kapuk,” tulis dia.

Lain lagi dengan penanganan sampah oleh pemerintah luar negeri. Caecilia Dian menulis, di New Zealand ada bagian khusus di pemkotnya yang mengurusin pembuangan sampah yang sifatnya recycled dan sampah furniture.

“Sampah recycled akan diambil dua minggu sekali sedangkan utk sampah furniture akan diberikan jadwal sendiri. Warga yang mau membuang mendaftar dulu supaya barangnya bisa dijemput dengan biaya,” tulisnya.

6. Tempat pembuangan khusus

Menurut netter dengan akun Z Arif Purnomo M, perlu disediakan tempat khusus untuk membuang limbah kasur kursi meja dan kayu.

7. Media tanam

Tak seperti netter lainnya, Jhon Fadil dan Muhamad Rulli Bahrul Karim menulis kalau kapuk bekas bisa menjadi media tanam sawi hijau. Caranya? Dicampur dengan tanah.

Sebelumnya diberitakan Dinas Bina Marga dan Pematusan Kota Surabaya menemukan tiga sampah kasur tersangkut di Pintu Air Simo, Senin (28/12/2020) malam.

Erna Purnawati Kepala Dinas Bina Marga dan Pematusan Kota Surabaya, pada Radio Suara Surabaya, Selasa (29/12/2020) menjelaskan, untuk sampah-sampah rumah tangga bervolume besar, tentang teknis pembuangannya sudah diatur oleh Pemkot.

“Kita sudah kerjasama dengan DKRTH. Sebenarnya kalau ada sampah seperti itu telepon aja ke DKRTH, nanti dibantu ngangkut, daripada dibuang seperti itu. Kalau basah, ngangkutnya ampun. Nanti sampahnya ditaruh di mana, dibantu untuk angkutnya daripada dibuang dan menghambat,” ujarnya.(iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Kamis, 25 April 2024
27o
Kurs