Kamis, 2 Mei 2024

40 Persen Beban Limbah Sungai Brantas Berasal dari Rumah Tangga

Laporan oleh Dhafintya Noorca
Bagikan
BPBD Jatim bersama Pemkab Sidoarjo, BBWS Brantas, Marinir, dan Relawan Mahasiswa menggelar bersih-bersih sungai Kali Buntung, Senin (20/1/2020). Foto: Abidin suarasurabaya.net

Kualitas air Sungai Brantas sebagai penyedia air baku berfluktuasi. Menurut Raymond Valiant Ruritan Direktur Utama Perum Jasa Tirta I, ada saatnya kualitasnya memenuhi standar baku mutu, namun ada pula kalanya di bawah dari kualitas baku mutu yang ditetapkan pemerintah.

Ia menjelaskan ada tiga faktor yang mempengaruhi fluktuasi kualitas air sungai yaitu lokasi, musim, dan aktivitas masyarakat.

Menurutnya, aliran sungai yang berada di kawasan perkotaan dan pedesaan tentu punya beban limbah yang berbeda. Sedangkan faktor musim, Indonesia mengenal dua musim yaitu kemarau dan hujan, sehingga kualitas air baku sungai bisa berbeda tergantung musim.

Pada faktor aktivitas masyarakat, tentu di bagian hulu tengah maupun hilir berbeda.

“Untuk wilayah bagian hilir sungai Brantas di dalamnya ada Sidoarjo, Gresik dan Surabaya. Beban limbah terbesar selalu diduga industri, tapi berdasarkan penelitian terdahulu 40 persen beban limbah berasal dari rumah tangga,” ujar Raymond kepada Radio Suara Surabaya, Selasa (23/3/2021).

Sungai Brantas sepanjang 320 km punya karakter yang berbeda antara hulu, tengah, dan hilir, sehingga baku mutu yang diterapkan pun berbeda.

Kualitas air, menurut Raymond, tergantung di mana masyarakat berada dan untuk apa air tersebut dimanfaatkan.

Diakuinya, mengendalikan limbah relatif sulit karena menyangkut perilaku masyarakat dan membangun kesadaran di masyarakat.

Limbah industri menurutnya lebih mudah dipantau karena titik pelepasan limbahnya mudah diketahui. “Secara rutin Jasa Tirta bekerja sama dengan patroli sungai menengok letak pelepasan limbah.”

“Yang sulit adalah memantau limbah yang keluar dari rumah tangga melalui saluran got, yang kemudian terkumpul di kolektor lalu masuk ke rumah pompa dan masuk ke sungai,” lanjutnya.

Terkait langkah pemeliharaan yang bisa dilakukan di antaranya adalah mengurangi pemakaian detergen sesuai dosis, memilah sampah, mengurangi penggunaan sampah plastik atau melakukan intervensi lingkungan seperti menanam pohon. “Bersama-sama menjaga supaya sungai tidak penuh dengan limbah padat atau cair,” katanya(dfn/bid)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Kamis, 2 Mei 2024
31o
Kurs