Rabu, 24 April 2024

Penghargaan “I’mPossible” Warnai Penutupan Paralimpiade Tokyo 2021

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Pancaran kembang api menghiasi langit di atas Olympic Stadium pada penutupan Paralimpiade Tokyo 2020, (5/9/2021). Foto: Charly Triballeau

Penghargaan “I’mPossible,” yang diinisiasi Komite Paralimpiade Internasional (IPC) mewarnai penutupan Paralimpiade Tokyo 2020 di Tokyo, Jepang, Minggu (5/9/2021) malam.

“I’mPossible” merupakan gerakan yang diinisiasi IPC pada 2017. Penghargaan diberikan kepada mereka yang dinilai berkontribusi terhadap dunia yang lebih inklusif. Mereka dianggap menginspirasi dan merupakan agen perubahan.

Penerima penghargaan “I’mPossible” di antaranya Lassam Katongo dari Zambia dan Katarzyna Rogowiec dari Polandia, yang merupakan pelari dan pemain ski pada Paralimpiade sebelumnya.

Upacara penutupan Paralimpiade Tokyo yang mengakhiri hampir dua pekan kompetisi para atlet penyandang disabilitas dari seluruh dunia itu digelar di Stadion Nasional Jepang.

Seperti halnya Olimpiade yang berakhir pada 8 Agustus, upacara penutupan dibuka di depan lautan kursi kosong dengan hanya sejumlah pejabat yang menghadiri, termasuk Akishino, Putra Mahkota Jepang, dan Andrew Parsons Presiden Komite Paralimpiade Internasional (IPC).

Upacara penutupan Paralimpiade Tokyo yang dimulai pukul 20.00 waktu setempat atau pukul 18.00 WIB dibuka dengan penampilan sekelompok seniman muda Jepang terdiri dari komposer, gitaris, drumer, dan violinis, yang juga penyandang disabilitas.

Penari kemudian memenuhi bagian tengah lapangan, yang ternyata telah dikelilingi oleh sejumlah peserta Paralimpiade di kursi yang telah disediakan.

Penampilan para penari yang mengenakan baju warna-warni seperti diusung pada logo Paralimpiade itu ditutup dengan kembang api yang memancarkan warna serupa dari atap stadion.

Para penari kemudian meninggalkan tengah lapangan yang bertuliskan “Tokyo 2020 Paralympics Game” sambil menunjukkan kertas bertuliskan “Thank you to all…“.

Bendera Jepang yang dibawa oleh sejumlah peraih medali, termasuk Sato Tomoki peraih emas dan Yamada Miyuki atlet para-renang berusia 14 tahun yang menjadi peraih medali termuda Jepang, dikibarkan.

Selanjutnya, pawai atlet membawa bendera memasuki lapangan dengan diawali bendera Tim Pengungsi Paralimpiade.

Terlepas dari kesulitan, seperti protokol perjalanan Covid-19, sekitar 4.400 atlet dari 162 negara dan wilayah berkompetisi di Paralimpiade yang dibuka pada 23 Agustus.

Di antara para atlet yang berkompetisi itu termasuk dua di antaranya adalah atlet dari Afghanistan yang berhasil dievakuasi dan akhirnya tiba di Tokyo berkat upaya multinasional.

Para atlet Paralimpiade Tokyo 2020 memperebutkan 539 medali di 22 cabang olahraga, di mana para-taekwondo dan parabulutangkis dipertandingkan untuk pertama kalinya.(ant/tin/den)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Rabu, 24 April 2024
29o
Kurs