Senin, 29 April 2024

Nation Star Academy Kenalkan Kaligrafi dan Simpul Tiongkok

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
Para siswa-siswi NSA waktu mengikuti workshop kaligrafi Tionghoa, Selasa (31/1/2023). Foto: Wildan suarasurabaya.net

Masih di momentum Imlek, sekolah Nation Star Academy (NSA) menggelar pengenalan terhadap kebudayaan dan tradisi etnis Tionghoa bersama para muridnya.

Selama seharian, para siswa-siswi di sana diajak untuk mengenali berbagai budaya dan tradisi. Sebab sekitar 80 persen murid di sekolah tersebut adalah keturunan Tionghoa, sedangkan 20 persen sisanya memiliki latar belakang yang beragam.

Budi Hermawan Pelaksana Kegiatan Yayasan mengatakan momen ini sebagai pembelajaran bagi para murid untuk menghargai sebuah budaya. Kata dia kebudayaan Tionghoa sudah lama melekat bersama masyarakat Indonesia, bahkan sebelum jaman penjajahan.

“Kegiatan ini otomatis untuk membuka wawasan mereka, untuk belajar menghargai akar budaya yang ada di Indonesia dan bisa berkolaborasi dengan teman-temannya dari suku agama apa pun,” kata Budi, Selasa (31/1/2023).

Berbagai kegiatan penunjang pun disiapkan oleh pihak sekolah yang berkolaborasi dengan OSIS. Para siswa-siswi juga diajak untuk membuat makanan dan kerajinan tangan l yang selalu muncul dalam setiap perayaan Tahun Baru Cina, yang dikemas dalam sesi workshop.

Antara lain, Pelatihan penulisan Kaligrafi (Chinese Caligraphy), Simpul Tiongkok (Chinese Knots), Lampion, Pangsit (Dumpling), dan banyak lainnya. Workshop itu terbuka untuk semua murid, meski bukan keturunan Tionghoa.

Para murid di sana mengikuti setiap workshop dengan antusias. Tiap-tiap lokasi workshop selalu ramai oleh siswa-siswi yang ingin belajar tentang kebudayaan China.

Seperti siswa-siswi yang ikut workshop kaligrafi tionghoa, mereka diajari menulis huruf-huruf tersebut menggunakan kuas dan secarik kertas. “Iya lumayan susah pertama kali nulis kaligrafi ini, tapi tertarik buat dipelajari,” ucap salah satu siswi NSA.

Kata Budi, sekolah NSA memang memasukkan mata pelajaran kebudayaan di dalam kurikulum. Khususnya budaya pembelajaran minggungan Bahasa Mandarin dan Budaya Mandarin.

“Mata pelajaran budaya itu diterapkan dua sampai tiga kali per minggunya,” jelas Budi.

Kegiatan ini dibuka dengan penampilan Barongsai yang meriah di tengah lapangan. Setelah itu dilanjutkan dengan berbagai penampilan Kegiatan Non Akademik yang ditampilkan sangat apik oleh siswa-siswi NSA.(wld/iss)

 

 

 

 

 

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Senin, 29 April 2024
32o
Kurs