Rabu, 1 Mei 2024

MUI Sebut Ramadan 2024 Tinggalkan Kesan Kuatnya Toleransi Beragama

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Ilustrasi - Warga yang sedang membeli takjil untuk berbuka puasa di Pasar Pakis, Surabaya. Foto: Dokumen suarasurabaya.net

Kiai Ahmad Zubaidi Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyebut Ramadan 2024 berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Sebab meninggalkan kesan mendalam tentang kuatnya rasa toleransi umat beragama di Indonesia.

Ia mengatakan Ramadan tahun ini tidak hanya menjadi perayaan umat Islam. Tetapi banyak serangkaian acara sahur hingga berbuka puasa juga ikut diramaikan umat beragama lainnya sehingga hubungan antarmasyarakat beragama pun sangat cair.

“Kita lihat sendiri ada fenomena war takjil yang secara langsung mendorong adanya interaksi antarmasyarakat. Di banyak lingkungan perkantoran pun demikian, banyak yang difasilitasi untuk berbuka puasa bersama oleh perusahaannya walaupun pimpinannya bukan Muslim,” kata Zubaidi dilansir Antara pada Sabtu (6/4/2024).

Ia bercerita bahwa dirinya pernah diundang untuk menghadiri acara buka puasa bersama yang diselenggarakan sebuah perusahaan yang dimiliki non-Muslim.

Terlepas dari apa pun agama atau tingkat jabatan yang diembannya, menurut dia, mereka semua ikut serta mendatangi acara buka puasa bersama itu.

Ketika adzan magrib berkumandang, semuanya ikut serta menyantap hidangan yang ada, termasuk mereka yang non-Muslim juga ikut berbuka.Dia menilai hal itu merupakan sebuah fenomena yang luar biasa.

“Kita ini memang sungguh luar biasa kehidupan toleransi antar agamanya. Umat islam yang berpuasa bisa menghormati yang non-Muslim, begitu pun sebaliknya,” ucapnya.

Menurut dia, adanya fenomena-fenomena itu menjadi cerminan bahwa pada tataran masyarakat umum tidak ada masalah yang berarti. Hubungan masyarakat antar umat beragama pun tidak saling curiga karena sudah terbiasa untuk hidup saling berdampingan.

Demi menjaga keberlangsungan lingkungan masyarakat yang damai dan toleran, ia juga mengimbau untuk tetap waspada pada gerakan yang menyerukan ideologi atau pemahaman transnasional, yang biasanya menyelipkan aspek intoleransi dalam dakwah agamanya.

“Mudah-mudahan dengan semangat kemanusiaan yang menggelora, perayaan Idul Fitri ini akan menjadikan kehidupan kita semakin bahagia, sejahtera, tentram dan semakin damai,” pungkasnya. (ant/ike/saf/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Rabu, 1 Mei 2024
30o
Kurs