Kamis, 2 Mei 2024

Koordinator Green Nord Sebut Tragedi Kanjuruhan Bisa Jadi Evaluasi Suporter

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Para Bonek Mania menuliskan kalimat di atas banner yang berbunyi "TIDAK ADA SEPAK BOLA SEHARGA NYAWA" dikelilingi lilin untuk mengenang korban kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur, Senin (3/10/2022). Foto: Redhita suarasurabaya.net

Husein Ghozali Koordinator Bonek Tribun Utara, Green Nord, menyebut tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur bisa menjadi evaluasi bagi para suporter.

Husein mengatakan, tragedi kerusuhan di kandang Arema FC itu mengingatkan bahwa rivalitas selama pertandingan sepak bola, tidak berarti dibandingkan nyawa.

“Ini bukan rivalitas atau apa, ini tragedi kerusuhan sangat mengiris hati anak negeri. Rivalitas bagi kami hanya 90 menit, apa artinya nyawa melayang karena sepak bola. Nyawa lebih berharga dari pada sebuah sepak bola apa lagi ratusan yang meninggal,” kata Cak Cong, sapaan akrabnya saat dihubungi suarasurabaya.net, Senin (3/10/2022).

Tragedi itu juga menurutnya menjadi bahan evaluasi bagi suporter terutama koordinator agar dapat mengingatkan kepada pendukung tim supaya mampu menerima kekalahan.

“Suporter evaluasi juga, mulai dari koordinatornya, gimana caranya suporter yang lebih baik ke depan. Setiap apa pun harusnya kita juga, internal kita, menerima kondisi apa pun baik kalah atau pun menang, jangan menangnya aja. Menerima kekalahan itu,” ungkapnya.

Kalaupun tidak bisa menerima kekalahan, Cak Cong melanjutkan, penyampaian protes tidak seharusnya dilakukan dengan merusak dan merugikan banyak pihak.

“Atau kalau tidak bisa, tunjukkan cara elegan tidak merusak, tidak merugikan pihak manapun. Semoga ini terakhir. Dan Aremania semuanya bangkit,” imbuhnya.

Ia juga mengajak para suporter klub sepak bola manapun yang mencintai tim kebanggaannya untuk tidak lupa, bahwa sepak bola hanya sebuah hiburan.

“Ayo yang dewasa kita bantu bersama, tunjukkan bahwa sepak bola itu hiburan. Memang ini tim kebanggaan, tapi ini hanya sebuah permainan hiburan,” tegasnya.

Atas tragedi Sabtu (1/10/2022) lalu, ia juga berharap semua pihak melakukan evaluasi. Terutama Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI).

“Saya harap semua evaluasi, mulai federasi sampai ke suporter. Mulai dari federasi, harus bertanggungjawab tidak bisa menyalahkan salah satu pihak karena federasi yang paling tahu aturan regulasi seperti apa di lapangan,” tutupnya.(lta/dfn/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Kamis, 2 Mei 2024
27o
Kurs