Jumat, 19 April 2024

Ketua MPR Ajak Kembangkan Semangat Nasionalisme dan Wawasan Kebangsaan

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Bambang Soesatyo Ketua MPR RI. Foto: Istimewa

Bambang Soesatyo Ketua MPR RI mengungkapkan, sesaat lagi bangsa Indonesia akan memperingati 76 tahun usia kemerdekaan.

Selama lebih dari tiga perempat abad perjalanan kehidupan kebangsaan telah mengalami pasang-surut dan dinamika sejarah.

Beragam tantangan kebangsaan telah dihadapi dan berkali-kali komitmen kebangsaan diuji dan ditempa, dan tantangan itu terasa nyata di tengah realita keberagaman dan kemajemukan sebagai sebuah bangsa.

Hasil survei CSIS mencatat masih ada sekitar 10 persen generasi milenial yang setuju mengganti Pancasila dengan ideologi lain.

Kemudian survey Komunitas Pancasila Muda yang dirilis pada akhir Mei 2020, juga mencatat ada sekitar 19,5 persen generasi muda menganggap bahwa Pancasila tidak relevan bagi kehidupan.

Bahkan sebagian responden berpandangan Pancasila hanyalah istilah yang tidak benar-benar dipahami maknanya.

“Secara statistik, angka-angka itu terlihat minoritas. Tapi jika tidak disikapi dengan hati-hati dan bijaksana, akan menjadi ‘duri dalam daging’ dalam pembangunan wawasan kebangsaan,” ujarnya, Sabtu (7/8/2021).

Bahkan, menurutnya, hal itu bisa menjadi ‘bom waktu’ yang dapat meledak ketika mendapatkan momentum.

Bamsoet menyampaikan itu dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR RI bersama Perhimpunan Pelajar Indonesia di Malaysia (PPI Malaysia), secara virtual dari Jakarta.

Dia menjelaskan, semakin derasnya arus globalisasi yang menawarkan gaya hidup dan berbagai faham yang tidak selaras dengan jati diri ke-Indonesiaan, muncul kekhawatiran bahwa semangat kebangsaan generasi muda semakin memudar.

Semangat itu bisa tergeser oleh sikap hidup hedonis, individualis, egois, dan pragmatis, yang terlanjur dianggap sebagai sebuah modernitas.

“Saya berharap partisipasi pelajar dan mahasiswa di Malaysia agar turut berperan aktif menyampaikan narasi kebangsaan dalam rangka menumbuh-kembangkan semangat nasionalisme, membangun karakter dan wawasan kebangsaan,” ujarnya.

Bamsoet meyakini narasi kebangsaan tersebut akan membuahkan hasil yang optimal jika dimanifestasikan dalam karya nyata, tidak berkutat pada pusaran wacana dan retorika semata.

Sebagai bangsa yang majemuk, bangsa Indonesia beruntung dipersatukan oleh sebuah visi kebangsaan dan cita-cita bersama sebagaimana tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Terwujudnya negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur mengamanatkan dibentuknya pemerintahan yang melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia.

Juga memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

“Setelah 76 tahun merdeka, saat ini kita mulai menjejakkan kaki menyongsong era ‘Indonesia Emas 2045’. Pertanyaan kolektif yang harus kita jawab bersama adalah, ketika usia kemerdekaan kita genap mencapai satu abad pada tahun 2045 nanti, sejauh apa capaian kita dalam mewujudkan visi kebangsaan dan cita-cita Indonesia Merdeka, sebagaimana diamanatkan oleh Konstitusi?” Katanya.

Pertanyaan itu, menurutnya juga relevan untuk dikemukakan kepada generasi muda bangsa kita, karena generasi muda saat ini adalah generasi yang akan mengambil alih estafet kepemimpinan nasional di era Indonesia Emas 2045.

Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini memaparkan, berdasarkan Sensus Penduduk 2020 yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) pada Januari 2021, penduduk Indonesia mencapai 270,2 juta jiwa.

Sebanyak 70,72 persen penduduk usia produktif, dimana hampir 69 persen-nya, atau sekitar 131,6 juta jiwa, adalah sumberdaya manusia potensial yang berusia antara 15 hingga 44 tahun.

BPS juga memperkirakan pada saat usia kemerdekaan Indonesia genap satu abad pada tahun 2045, jumlah penduduk Indonesia akan mencapai 319 juta jiwa. Dari jumlah tersebut, sekitar 70 persennya, atau sebanyak 223 juta jiwa adalah kelompok usia produktif.

“Artinya, pada era Indonesia Emas nanti, kita masih akan menikmati periode puncak bonus demografi. Saat ini adalah yang tepat bagi kita menyiapkan generasi muda bangsa untuk menyongsong era Indonesia Emas,” pungkas Bamsoet. (faz/den)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 19 April 2024
28o
Kurs