Senin, 29 April 2024

Suku Bunga KPR di Indonesia Lebih Tinggi Dibanding Negara Lain

Laporan oleh Dhafintya Noorca
Bagikan
Ilustrasi perumahan. Pemerintah melalui program FLPP berupaya mensubsidi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) untuk mendapatkan rumah murah. Foto: Antara

Dr. Rahmat Setiawan Pakar Keuangan Perbankan Fakultas Ekonomi Bisnis Unair menilai pembelian rumah secara kredit jadi alternatif terakhir bagi masyarakat yang ingin memiliki rumah, karena membeli dengan sistem cash dirasa terlalu berat.

“Kalau kita perhatikan harga rumah di Surabaya, kalau ingin yang layak harganya sudah Rp1 M ke atas. Masyarakat kita kalau beli rumah kalau belinya cash gak mampu. Kalau belinya cash berat, akhirnya beli secara kredit,” kata Rahmat dalam program Wawasan di Radio Suara Surabaya, Selasa (1/3/2022).

Sehingga meminjam dengan sistem KPR di bank jadi pilihan masyarakat, meskipun suku bunga yang dibebankan cukup tinggi. Bahkan menurut Rahmat, suku bunga KPR perbankan di Indonesia lebih tinggi dibanding negara lain. Selisihnya sekitar lima persen.

“Itu memang karakteristik sistem perbankan kita dari dulu dan itu tidak efisien. Bahkan saat krisis ekonomi 97-98 dan krisis global 2008 bahkan sebelum itu suku bunga di Indonesia lebih tinggi dibanding negara lain. Misalkan kredit secara rata-rata 3 persen, di Indonesia biasanya selisih sampai + 5 berarti sekitar 8 persen. Kalau di Malaysia, Singapura sekitar 4 persen di Indonesia rata-rata sekitar 8 persen,” imbuhnya.

Penyebab suku bunga bank di Indonesia tinggi karena ada biaya operasional yang dibebankan kepada peminjam. Biaya operasional terbesar yang dibebankan kepada peminjam, kata Rahmat adalah beban bunga yang diberikan untuk deposito. Ini dilakukan untuk menarik masyarakat agar menyimpan uangnya di bank. Selain itu juga untuk biaya pegawai dan biaya promosi bank itu sendiri.

“Dengan tingkat simpanan bunga tinggi maka suku bunga kreditnya akan tinggi. Belum lagi kemudian biaya tenaga kerja, itu kan cukup tinggi. Sama biaya promosi yang dikeluarkan. Itu nanti semua yang akan membentuk beban bunga. Untuk perbankan di Indonesia relatif tinggi, selama saya lihat selama ini relatif sulit turun,” pungkasnya.(dfn/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Senin, 29 April 2024
28o
Kurs