Senin, 29 April 2024

Waspada, Investor Diminta Jeli Mengenal Saham Gorengan

Laporan oleh Dhafintya Noorca
Bagikan
Ilustrasi. Seorang pialang memotret layar monitor bursa saham di lantai bursa New York Stock Exchange di New York, Amerika Serikat. Foto: Reuters/Lucas Jackson

Banyak modus yang dilakukan oleh para bandar demi meraup untung dari investor yang kurang berhati-hati saat menanamkan sahamnya di sebuah perusahaan. Salah satunya adalah saham gorengan.

Dr. Putu Anom CSA dosen Fakultas Ekonomi Universitas Surabaya (Ubaya) dalam program Wawasan di Radio Suara Surabaya menjelaskan, modus yang sering digunakan bandar saat saham gorengan adalah melakukan counter info terhadap saham yang ingin dijual. Sehingga investor harus jeli ketika memilih perusahaan tempat ia ingin menaruh saham.

“Kalau bandar punya saham A dia pingin jual saham A, maka mereka akan membuat berita bahwa saham A layak dibeli dengan menggunakan media sosial, WhatsApp group, chatting, Telegram. Kemudian semua akan membeli, saat itulah dia akan menjual. Kalau misal 10 rekomendasi saham A semua bilang layak beli, mungkin investor harus waspada jangan-jangan itu movement unuk menggerakkan harga. Harus ada counter argument-nya,” kata Putu, Rabu (8/3/2023).

“Misalnya 5 bagus, 4 bilang tidak, 1 ragu-ragu. Clue-nya kalau anda akan membeli satu saham, lihat rekomendasi. Kontranya apa yang membuat saham ini gak naik harus dilakukan,” imbuhnya.

Selain itu ada juga modus yang dilakukan yaitu dengan pump and dump, di mana bandar akan ‘memompa’ harga  suatu saham ke atas dan setelah sampai pada harga yang diinginkan, kemudian menjual saham yang dimilikinya dan keluar dari pasar.

“(Saham) tiba-tiba dibuat calm down turun tapi turunnya anjlok. Biasanya bandar sudah merasa mendapat angin, banyak yang ngikuti bola transaksi mereka biasanya pump and dump lebih tinggi sehingga meningkat. Ketika pump and dump turun, semakin banyak turun semakin merugikan,” jelasnya.

Sehingga untuk mewaspadai agar investor tidak merugi, Putu mengingatkan kembali bahwa saham adalah bentuk investasi jangka panjang. Investor diminta tidak terburu-buru saat menjual atau membeli saham dengan pertimbangan nilainya yang naik turun semata.

“Lihat fundamental perusahaan, banyak indikator yang bisa dipakai. Tunggu sampai menurut investor durasi transaksi mencukupi, dijual ketika mencapai capital gain. Jangan terpancing emosi, saham itu permainan emosi, jangan baperan,” tegasnya.

Sementara untuk investor pemula, supaya tidak terjebak dalam tawaran investasi yang kian masif bisa memanfaatkan channel-channel resmi. Seperti di Bursa Efek Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Sebelumnya Joko Widodo Presiden mengingatkan untuk berhati hati, jangan sampai ada saham gorengan yang bisa merugikan negara, seperti halnya Adani India yang kehilangan Rp1,800 Triliun rupiah.

Menurut Putu, yang dilakukan Adani adalah manipulasi kinerja fundamental perusahaan. Adani memanipulasi laporan keuangan perusahaan supaya terlihat bagus padahal kenyataannya tidak demikian.

Dampak yang dikhawatirkan dari kasus Adani ini adalah investor asing yang menarik uang mereka, sehingga pemerintah merugi. Hilangnya kepercayaan investor mengakibatkan negara menggelontorkan uang untuk menutup. Seperti halnya yang dilakukan pemerintah India, yang  harus menutup kerugian akibat uang keluar dari cadangan devisa dan kekayaan negara.

“Saya bisa membayangkan multiplier efek ke masyarakat India, subsidi untuk masyarakat kurang mampu itu akan tergerus untuk mentupi defisit capital outflow. Dampaknya bisa ke mana-mana, jadi Indonesia jangan sampai seperti itu,” jelasnya.

Pihaknya meminta OJK sebagai badan pengawas dari pihak pemerintah untuk bisa menjaga investasi saham di Tanah Air dari sisi pengawasan. Menurutnya, perusahaan yang masuk ke bursa efek harus memberikan aturan keuangan auditif yang tidak diragukan.

Ia juga mengusulkan agar OJK dan bursa efek membuat daftar saham dari perusahaan yang investasinya terjangkau untuk pemula.

“Bursa efek punya saham yang capital lebih kecil, transaksinya terbatas tapi bisa dibeli investor pemula. Saham level yang lebih rendah, dari perusahaan kecil yang levelnya medium ada juga papannya sehingga kita bisa tahu. UMKM pun bisa eregrak ke bursa efek,” pungkasnya.(dfn/rst)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Senin, 29 April 2024
32o
Kurs