Rabu, 17 April 2024

NU Jatim Siapkan 17 Lokasi Rukyatul Hilal

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Ilustrasi. NUMO alat yang digunakan untuk melihat hilal di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya, Senin (7/3/2016). Foto: Denza Perdana suarasurabaya.net

Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur menyiapkan 17 lokasi rukyatul hilal atau pengamatan hilal (rembulan usia muda pertanda pergantian kalender) untuk menentukan awal Ramadhan 1437 Hijriah.

“Kami sudah berkoordinasi dengan pengurus cabang NU se-Jatim dan siap menyelenggarakan rukyatul hilal di beberapa kabupaten/kota di Jawa Timur pada Ahad (5/6/2016) sore,” kata Shofiyulloh Ketua Lembaga Falakiyah PWNU Jawa Timur di Surabaya, Sabtu (4/6/2016).

Ke-17 lokasi rukyat yang dimaksud adalah Tanjungkodok (Lamongan), Bukit Condrodipo (Gresik), Bukit Wonocolo Kedewan (Bojonegoro), Pantai Serang dan Bukit Banjarsari (Blitar), Satuan Radar TNI AU Kabuh (Jombang), dan Pantai Tanjung Mulya Bawean (Gresik).

Lokasi lainnya, LAPAN Watukosek (Pasuruan), Pantai Gebang (Bangkalan), Pelabuhan Taddan (Sampang), Pantai Ambat (Pamekasan), Bukit Sadeng (Jember), Pantai Pancur (Banyuwangi), Watoe Dhakon dan Gunung Sekekep (Ponorogo), serta PP Kwagean Pare (Kediri).

“Menurut hasil hisab (perhitungan matematis) dari sejumlah metode, ketinggian hilal mencapai 3,21 derajat hingga 4,16 derajat. Sedangkan terjadinya ijtimak atau konjungsi (pertemuan matahari dan bulan) terjadi pada hari Ahad (5/6) pukul 10:02 WIB. Jadi ada kemungkinan hilal akan terlihat dan Senin (6/6) sudah mulai puasa,” ujarnya, seperti dilansir Antara.

Namun demikian, kata pria yang akrab disapa Gus Shofi itu, masyarakat diimbau agar menunggu dan mengikuti hasil sidang isbat pemerintah. Hasil pantauan hilal tersebut, lanjutnya, akan dilaporkan kepada Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan diteruskan kepada Menteri Agama yang menyelenggarakan sidang isbat di Jakarta.

“Sesuai dengan instruksi PBNU nomer 599/C.I.34/05/2016 pada 26 Mei 2016, kami meminta kepada masyarakat agar mengikuti ikhbar (pemberitahuan) dari PBNU dan pemerintah dalam penentuan awal dan akhir bulan Ramadhan 1437 H,” katanya.

Terkait Ramadhan sebagai bulan suci, Dr Rudi Akhwady Ketua PC ISNU Surabaya mendukung Perda Larangan Minuman Beralkohol sebagai bagian dari revolusi mental untuk mengatasi “darurat narkoba” atau “darurat karakter”.

“Dalam agama, minuman keras itu sudah jelas manfaat dan mudharatnya. Narkoba dan lainnya itu berawal dari minuman keras, karena murah dan mudah dijangkau, karena itu Perda Minuman Beralkohol itu penting,” katanya.

Oleh karena itu, pihaknya berharap eksekutif dan legislatif di Kota Pahlawan berpikir ke depan untuk kepentingan jangka panjang guna mencetak generasi muda andalan.(ant/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Rabu, 17 April 2024
27o
Kurs