Senin, 29 April 2024

Kolaborasi Kebhinekaan Upacara Sumpah Pemuda di Surabaya, Mulai Baju Adat Hingga Tarian

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Pertunjukan seni dan budaya dari beragam suku di Indonesia dalam rangkaian kegiatan Upacara Sumpah Pemuda di Balai Kota Surabaya, Jumat (28/10/2022). Foto: Redhita suarasurabaya.net

Upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda yang digelar di Balai Kota Surabaya tidak hanya heroik, tapi juga mengkolaborasikan kebhinekaan. Mulai dari ragam baju adat hingga tampilan tari-tarian.

Setidaknya 400 warga Surabaya sudah hadir sebelum upacara resmi dimulai pukul 07.30 WIB di halaman Taman Surya Balai Kota Surabaya, Jumat (28/10/2022). Tak kalah semarak dengan jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Surabaya. Tamu rakyat itu juga mengenakan ragam pakaian adat, kebaya, mau pun batik.

Sejumlah peserta Upacara Sumpah Pemuda yang mengenakan pakaian adat Nusantara di Balai Kota Surabaya, Jumat (28/10/2022). Foto: Redhita suarasurabaya.net

Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya juga turut menjunjung pakaian adat dengan bangga. Mengenakan baju warna merah dan emas khas Palembang, inspektur upacara itu memasuki lapangan.

Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya membacakan naskah sambutan Hari Sumpah Pemuda dari Zainuddin Amali Menpora saat Upacara Sumpah Pemuda di Balai Kota Surabaya, Jumat (28/10/2022). Foto: Redhita suarasurabaya.net

Suasana heroik terasa sepanjang berjalannya upacara. Bukan hanya pengibaran Bendera Merah Putih, mengheningkan cipta, membacakan teks Pancasila, atau membacakan teks pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945. Terlebih saat sejumlah pemuda membacakan Kongres Sumpah Pemuda di hadapan seluruh tamu undangan Pemerintah Kota Surabaya.

Disusul Eri Cahyadi yang membaca naskah sambutan Hari Sumpah Pemuda dari Zainuddin Amali Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora).

Usai ditutup rangkaian upacara, kolaborasi kebhinekaan belum berhenti. Langsung disambung dengan tampilan drama kolosal Sumpah Pemuda bercampur tari-tarian.

Ada sekitar 30 menit berlangsung belasan tarian juga lagu-lagu daerah yang dibawakan bergantian tanpa putus. Termasuk tampilan Reog Ponorogo sebagai salah satu seni kebanggaan Indonesia.

Makna kolaborasi kebhinekaan yang dikemas dalam bentuk seni di upacara itu, menurut Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya, agar tidak ada lagi perbedaan di Kota Pahlawan.

“Hari ini adalah Hari Sumpah Pemuda. Maka saya berharap di Kota Surabaya tidak ada lagi perbedaan suku, agama, dan ras,” kata Eri usai upacara, Jumat (28/10/2022).

Eri juga meminta para pemuda di Surabaya mengambil peran dalam pembangunan, tanpa melupakan cerita sejarah.

“Kita sebagai pemuda ingat, sejarah itu adalah ilmu yang harus dipegang teguh, tidak boleh dilupakan. Dengan makna Sumpah Pemuda, maka pemuda harus jadi garda terdepan terhadap perubahan pembanguan Kota Surabaya,” imbuhnya. (lta/gat/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Senin, 29 April 2024
30o
Kurs