Rabu, 24 April 2024

Pakar ITS Ingatkan Hujan Es Bawa Polutan Berbahaya

Laporan oleh Manda Roosa
Bagikan
Dr Eng Arie Dipareza Syafei ST MEPM, pakar lingkungan dari ITS menyoroti tentang bahayanya hujan es bagi pencemaran udara. Foto: Humas ITS

Dr Arie Dipareza Syafei ST MEPM Kepala Departemen Teknik Lingkungan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mengimbau masyarakat untuk tidak panik menghadapi fenomena hujan es.

Namun Arie mengingatkan juga  bahwa hujan es membawa polutan dari atmosfer. Bukan sekadar membawa partikel debu yang berukuran kecil. Ia menjelaskan bahwa hujan es juga mengandung gas-gas emisi seperti nitrogen dioksida, sulfur dioksida, dan karbon monoksida.

Dosen yang menekuni bidang pencemaran udara dan perubahan iklim ini menuturkan, hujan memang membawa polutan karena zat-zat emisi dari bumi akan bertumbukan dan menempel dengan droplet air yang ada di atmosfer.

“Hujan es sebenarnya memiliki kandungan yang tidak jauh berbeda dengan hujan biasa hanya berbeda bentuk, yang satu air, yang satu padat. Dalam kasus hujan es, campuran air tersebut mengalami kristalisasi akibat pergerakan udara yang mempengaruhi suhu,” jelasnya.

Mengingat hujan es biasanya disertai angin kencang, kata Arie justru yang harus diwaspadai adalah sebaran polutan yang meluas.

Ia mengungkapkan, turbulensi angin akan mempercepat proses pengenceran polutan. Maksudnya, gugus-gugus emisi yang ada dalam hujan es akan terdispersi secara lebih cepat dan luas.

Peraih gelar doktoral di Universitas Hiroshima, Jepang ini menambahkan, ketika angin bergerak lurus secara horizontal, polutan yang ada di dalam hujan es berpotensi terbawa ke wilayah lain yang ada di dekatnya.

“Seperti kemarin (Senin, 21/2/2022), fenomena hujan es tidak hanya terjadi di Surabaya, tapi dikabarkan juga terjadi di Madiun, Nganjuk, hingga Kediri,” ungkapnya.

Arie berharap, pengalaman menyaksikan hujan es membuat masyarakat lebih berhati-hati dan teredukasi. Masyarakat harus sadar bahwa dalam bongkahan-bongkahan es tersebut terkandung senyawa polutan yang tidak ramah bagi lingkungan dan kesehatan. “Jangan mentang-mentang hujan es, dipakai untuk minum es teh,” candanya sekaligus menyinggung kelakuan masyarakat yang tersebar di internet.(man/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Rabu, 24 April 2024
29o
Kurs