Kamis, 2 Mei 2024

Google Diskusikan Perangkat AI untuk Jurnalis Bersama Sejumlah Organisasi Media

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Ilustrasi AI dan logo Google. Foto: Reuters

Seorang juru bicara perusahaan menyampaikan Google sedang menjajaki penggunaan perangkat kecerdasan buatan (AI) untuk menulis artikel berita dan sedang dalam pembicaraan dengan organisasi-organisasi berita untuk menggunakan perangkat tersebut untuk membantu para jurnalis.

Melansir Reuters, Jumat (21/7/2023), juru bicara tersebut tidak menyebutkan nama-nama penerbitnya, tetapi New York Times (NYT) melaporkan bahwa Google telah mengadakan diskusi dengan Washington Post, pemilik Wall Street Journal, News Corp, dan bahkan New York Times.

Alat-alat AI ini dapat membantu para jurnalis dengan pilihan-pilihan berita utama atau gaya penulisan yang berbeda. Meski begitu, juru bicara Google mengingatkan bahwa hal ini masih dalam tahap awal untuk mengeksplorasi ide-ide.

“Sederhananya, alat-alat ini tidak dimaksudkan untuk, dan tidak dapat, menggantikan peran penting yang dimiliki jurnalis dalam melaporkan, membuat, dan memeriksa fakta dari artikel-artikel mereka,” ujar juru bicara itu.

Namun, NYT melaporkan beberapa eksekutif, yang tidak ingin disebutkan namanya, menggambarkan presentasi Google sebagai sesuatu yang meresahkan. Laporan itu juga menyebutkan alat AI yang dipresentasikan disebut oleh pihak internal Google sebagai Genesis.

Seorang juru bicara News Corp menolak untuk mengomentari laporan NYT atau alat AI tersebut, tetapi mengatakan, “Kami memiliki hubungan yang sangat baik dengan Google, dan kami menghargai komitmen jangka panjang Sundar Pichai (CEO Google) terhadap jurnalisme.”

Sebelumnya diberitakan Associated Press akan bermitra dengan pemilik ChatGPT, OpenAI, untuk mengeksplorasi penggunaan generative AI dalam berita, sebuah kesepakatan yang dapat menjadi preseden untuk kemitraan serupa antara industri.

Beberapa organisasi media sudah menggunakan generative AI untuk konten mereka, tetapi publikasi berita masih belum sepenuhnya mengadopsi teknologi ini karena kekhawatiran akan kecenderungannya untuk menghasilkan informasi yang salah secara faktual, serta tantangan dalam membedakan antara konten yang dihasilkan oleh manusia dan program komputer. (bnt/ham)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Kamis, 2 Mei 2024
30o
Kurs