Senin, 29 April 2024

Lestarikan Seni Budaya Lokal, Musikal Ken Dedes Hadir di Ciputra Artpreneur

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Cuplikan adegan musikal Ken Dedes yang ditampilkan dalam Konferensi Pers di Universitas Ciputra (UC) Surabaya, pada Rabu (26/7/2023). Foto: Risky suarasurabaya.net

Dalam rangka melestarikan seni budaya lokal di tengah perkembangan zaman, Musikal Ken Dedes Re-run yang merupakan musikal kolosal akan tampil di Ciputra Artpreneur Surabaya, pada 16-17 dan 23-25 September 2023 mendatang.

Alim Sudio selaku produser Musikal Ken Dedes mengatakan, karya seni tersebut merupakan musikal yang berakar pada sejarah, mengangkat sosok wanita, kekuasaan dan intrik politik dalam kemasan kekinian.

“Musikal Ken Dedes kembali hadir, mengangkat drama perselingkuhan yang terjadi antara Ken Arok dan Ken Dedes, serta perebutan kekuasaan yang terjadi antara keturunan Tunggul Ametung dan Ken Arok. Menariknya, dalam musikal yang ditulis oleh Titien Wattimena, penulis naskah peraih Citra, peran Ken Umang juga ditonjolkan,” ucapnya, Rabu (26/7/2023).

Salah satu lagu yang ditampilkan berjudul “Tahta dan Asmara”, kata Alim, menggambarkan persoalan dalam cerita tersebut.

“Kita telah dituliskan mewujudkan trah nan gemilang. Mendaulat bumi dengan tahta yang lebih mulia dari nyawa. Kau dan aku digenapkan, menjalani peran nan cerlang Leburkan angkara tiada musnah, kekalkan jejak kita dengan darah. Begitulah lirik yang dibawakan dengan perpaduan tari Tango dan tari Jawa, diiringi penari balet,” jelasnya.

Sementara, Rina Ciputra Sastrawinata Presiden Direktur Ciputra Artpreneur mengatakan, gelaran seni budaya itu dilaksanakan dalam waktu yang lebih panjang untuk memberikan kesempatan pada masyarakat yang ingin menonton.

“Maka dari itu, Ciputra Artpreneur memutuskan untuk mengadakan rerun dengan jumlah show yang lebih banyak agar lebih banyak orang bisa ikut menyaksikan Ken Dedes,” tuturnya.

Lebih lanjut, Rina bilang musikal tersebut sebelumnya telah sukses tiga kali dipentaskan dengan menampilkan cerita lengkap, kostum, hingga kemasan komedi. Untuk itu, akan kembali dihadirkan untuk melestarikan budaya lokal di Indonesia.

“Pementasan dengan cerita sejarah yang dibawakan dengan dialog ringan-kekinian, tari-tarian indah garapan tangan dingin Almarhum Rusdy Rukmarata dengan musik dan latar artistik panggung,” tambahnya.

Rina berharap seni budaya lokal tersebut dapat menghadirkan pengetahuan, memberikan akhir cerita yang dramatis, serta dapat meninggalkan kesan yang mendalam bagi penonton.(ris/bil/rid)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Senin, 29 April 2024
29o
Kurs