Senin, 29 April 2024

Civitas Academica dan Alumni ITS Surabaya Minta Joko Widodo Presiden Jaga Netralitas di Pemilu 2024

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Civitas academica dan alumni ITS Surabaya melakukan pernyataan sikap soal kondisi demokrasi Indonesia saat ini di depan Plaza Dr. Angka Nitisastro, Senin (5/2/2024). Foto: Risky suarasurabaya.net Civitas academica dan alumni ITS Surabaya melakukan pernyataan sikap soal kondisi demokrasi Indonesia saat ini di depan Plaza Dr. Angka Nitisastro, Senin (5/2/2024). Foto: Risky suarasurabaya.net

Civitas academica dan alumni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya yang tergabung dalam Keluarga Besar ITS Peduli Negeri, melakukan pernyataan sikap soal kondisi demokrasi Indonesia saat ini di depan Plaza Dr. Angka Nitisastro, Senin (5/2/2024).

Prof Harus Laksana Guntur Guru Besar Teknik Mesin ITS mengatakan, pihaknya prihatin dengan kondisi demokrasi di Indonesia saat ini yang berpotensi menimbulkan polarisasi.

Oleh karena itu, pihaknya memohon agar Joko Widodo Presiden tetap konsisten di koridor demokrasi dan semangat reformasi.

“Hal ini penting untuk menjaga stabilitas nasional dan menghindari polarisasi bangsa di masa yang akan datang,” kata saat membacakan pernyataan sikap dalam seruan kampus perjuangan, menjaga integritas berbangsa dan merawat demokrasi.

Dalam pernyataan sikap itu, pihaknya meminta komitmen Joko Widodo Presiden untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa di atas kepentingan yang lain.

Prof Harus Laksana Guntur Guru Besar Teknik Mesin ITS Surabaya seusai membacakan pernyataan sikap soal demokrasi Indonesia, Senin (5/2/2024). Foto: Risky suarasurabaya.net
Prof Harus Laksana Guntur Guru Besar Teknik Mesin ITS Surabaya seusai membacakan pernyataan sikap soal demokrasi Indonesia, Senin (5/2/2024). Foto: Risky suarasurabaya.net

Selain itu, juga untuk menjaga netralitas, mencegah aparatur negara terlibat dalam politik praktis dan menjamin pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 jujur, adil, damai dan berintegritas.

“Kami percaya bahwa bapak Presiden memiliki kewajiban dan tanggung jawab untuk menjaga stabilitas nasional dan kelancaran proses demokrasi,” ucapnya.

Dalam kesempatan itu, ia menegaskan Keluarga ITS Peduli Negeri tidak terafiliasi dengan kelompok mana pun.

Tetapi tetap mengedepankan etika tata kelola perguruan tinggi yang menempatkan jajaran pimpinan ITS sebagai yang memiliki tanggung jawab atas semua aktivitas kampus.

“Aspirasi dalam penyataan sikap ini, kami sampaikan melalui pimpinan kami, rektor ITS untuk disampaikan ke Presiden. Jadi tidak kami sampaikan secara liar, tetap menghormati pimpinan ITS, sehingga semua kita lakukan sesuai jalur,” sebutnya.

Pihaknya berharap, seruan tersebut bisa direspon oleh seluruh pihak yang terkait dan dipandang sebagai salah satu cara dan upaya meneggakkan demokrasi.

“Seruan ini adalah damai, dan diharapkan tidak menimbulkan dampak negatif apa pun setelah penyampaiannya,” ujarnya. (ris/saf/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Senin, 29 April 2024
32o
Kurs