Rabu, 1 Mei 2024

Bahu Membahu di Balik Pembuatan Bumbu Rujak Manis

Laporan oleh Dhafintya Noorca
Bagikan
Diana Riesawati owner bumbu rujak manis Cak Mimin saat memamerkan produk UMKM di bazar Bulan Padat Koperasi yang bertempat di Gedung Balai Pemuda Surabaya, Senin (28/3/2022).  Foto: tim redaksi suara surabaya

Perhelatan bazar Bulan Padat Koperasi yang digelar selama 28-29 Maret 2022 di Gedung Balai Pemuda Surabaya tidak hanya dipenuhi dengan beragam produk UMKM saja. Namun ada cerita hangat yang bisa ditemui dari setiap perjuangan UMKM yang mampu eksis di masa pandemi hingga datang menjajakan produknya ke pameran itu.

Seperti Diana Riesawati, wanita pemilik bumbu rujak manis Cak Mimin ini memamerkan berbagai bumbu racikannya di bazar UMKM Bulan Padat Koperasi.

Diana tidak datang membawa hasil olahannya sendiri, namun ia juga membawa kepercayaan dari teman sejawatnya supaya dibantu memasarkan produknya setiap kali ada bazar atau pameran.

“Jadi setiap ada pameran atau bazar saya menawarkan ke teman-teman yang memproduksi bumbu juga, dan alhamdulillah banyak yang berminat untuk ikut memasarkan produknya mereka,” kata Diana kepada suarasurabaya.net sambil memamerkan produk titipan temannya, Senin (28/3/2022) di Gedung Balai Pemuda Surabaya.

Tidak sekadar membantu memasarkan produk, Diana yang baru merilis bumbu rujak terbarunya bernama bumbu bangkok dengan rempah khas dari gula aren itu juga memberdayakan masyarakat sekitarnya dengan membuka lapangan pekerjaan.

Kata Diana saat awal pandemi dua tahun lalu, cukup banyak masyarakat yang di PHK oleh perusahaan. Kemudian ia berinisiatif untuk membantu sesama dengan menciptakan produk-produk baru agar masyarakat sekitar yang terpaksa diputus pekerjaannya bisa tetap bertahan hidup.

“Jadi kami mencoba membantu tetangga-tetangga sekitar sebagai tenaga borongan untuk memproduksi bumbu-bumbu baru ini, supaya mereka juga ada tambahan setelah di PHK karena dampak pandemi ini,” tuturnya.

Meski mengaku bisa melakukan pekerjaan printilan dengan tenaga karyawan tetapnya, Diana melihat situasi saat itu sebagai momentum untuk membantu sesama bagi mereka yang sedang kesulitan.

Bentuk pekerjaan yang diberikan Diana bagi tenaga borongan cukup beragam, mulai dari mengupas bawang, memilih cabai, merajang terasi, hingga kulak cabai dalam jumlah per kuintal banyaknya.

Wanita yang tinggal di daerah Banyu Urip itu memulai bisnis UMKM sejak tahun 2012, berawal dari sekeluarga yang suka rujak namun merasa lidahnya kurang cocok dengan yang dibeli di pinggir jalan.

Perbedaan selera akhirnya menghasilkan keputusan yang tepat bagi Diana untuk memproduksi bumbu rujak sendiri.

“Jadi awalnya kami bikin sendiri untuk keluarga hingga ada yang pesan dan banyak yang suka, seiring berjalannya waktu orang yang memesan bumbu semakin bertambah banyak,” imbuh Diana.

Hingga berjalan selama 10 tahun, Diana kini bisa menerima pesanan setiap bulannya sebanyak 10.000 sampai 20.000 per botol bahkan penjulannya merambah hingga ke mal-mal.

“Yang terpenting kalau punya produk itu jangan hanya disimpan saja, tawarkan ke semua orang, jadikan saudara atau teman kita jadi reseller kalau bisa, pokoknya harus gencar dipasarkan dan jangan malu untuk mencoba,” katanya secara antusias.

Lanjut Diana, salah satu cara untuk mendapatkan ruang dan pelatihan khusus pemasaran bisa dengan menjadi bagian dari binaan Dinas Koperasi dan Perdagangan Kota Surabaya.

Menurutnya menjadi bagian dari binaan koperasi sangat banyak manfaatnya karena akan mendapat berbagai pelatihan khusus seperti branding produk, desain kemasan, foto produk, dan cara pemasaran itu sendiri.

“Saya rasa perlu bagi setiap UMKM untuk ikut ke dalam bagian dinas koperasi, karena selain mendapat pelatihan kita juga akan dibina untuk mendapat sertifiksi dan perlindungan produk, mangkanya saat manfaatkan betul kesempatan itu.”

Namun dirinya juga berharap kepada Dinas Koperasi untuk terus membantu dan mendampingi setiap UMKM di Kota Surabaya supaya mandiri secara ekonomi dan sukses dalam merintis usahanya.

“Sebenarnya masih banyak UMKM yang perlu pendampingan dan binaan dari segi pemasaran, branding produk, bahkan hingga legalitas produk seperti sertifikasi halal dan perlindungan mereknya,” pungkasnya.(wld/dfn/rst)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Rabu, 1 Mei 2024
32o
Kurs