Senin, 29 April 2024

WHO Prediksi Kanker Melonjak 77 Persen, Pusat Pengobatan Kanker Singapura Ingatkan Deteksi Dini

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Dokter Ang Peng Tiam Direktur Medis dan Konsultan Senior Onkologi Medis Parkway Cancer Center (PCC), pusat pengobatan kanker Singapura, saat di Surabaya, Jumat (15/3/2024). Foto: Meilita suarasurabaya.net

World Health Organization (WHO), Organisasi Kesehatan Dunia, memprediksi lonjakan kasus kanker tembus 77 persen pada 2050, Parkway Cancer Center (PCC), pusat pengobatan kanker Singapura mengingatkan deteksi dini.

Dokter Ang Peng Tiam Direktur Medis dan Konsultan Senior Onkologi Medis PCC menyebut, kenaikan kanker ini kontribusi terbesar dari negara-negara berkembang.

“Karena lifestyle (gaya hidup) berkembang dan umur bertahan hidup lebih panjang. Kalau yang prasejahtera makan susah kesehatan susah, oleh karena itu banyak kasus bayi lahir meninggal, malnutrisi usia pendek jadi sedikit yang kena kanker. Tingkat kematian negara yang belum berkembang tinggi, tapi bukan kanker,” bebernya saat ke Surabaya, Jumat (15/3/2024).

Setidaknya, ada empat jenis kanker yang angka penderitanya tinggi. Kanker paru-paru, kanker serviks, kanker usus besar, dan kanker payudara.

“Penyebabnya macam-macam, tapi rata-rata sama, karena gaya hidup,” tambahnya.

Ia mengingatkan pentingnya deteksi dini yang harus dilakukan masyarakat, sebelum kanker tumbuh lebih jauh.

“Gejala awal kanker gak kelihatan, sangat general dengan penyakit lain, jadi kalau ada gejala dua minggu tidak lebih baik, tambah parah, segera ke dokter,” imbuhnya lagi.

Pasalnya, banyak pasien, baru datang ke dokter setelah kanker stadium akhir.

“Kenapa ditemukan tahap akhir karena mereka mengabaikan, sudah tahu ada benjolan tidak diperiksa. Lalu karena teman, keluarga memberi masukan tapu kurang tepat, misal minum herbal itu bagus, tapi alangkah baik setelah didiagnosa (dokter),” paparnya.

Dengan deteksi dini, akan memudahkan dokter merancang pengobatan untuk pasien, sehingga meminimalisir kanker timbul kembali setelah dinyatakan bebas.

“Dipengaruhi tiga faktor, jenis kanker, stadium kanker waktu awal ditemukan kanker, treatment yang dijalani waktu awal kanker ditemukan. Tapi kalau pasien bandel, minum onat dua kali, tapi cuma berapa kali, terus harusnya check up rutin, telat, itu meningkatkan risiko,” tandasnya. (lta/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Senin, 29 April 2024
31o
Kurs