Senin, 29 April 2024

Lewat Radio SS, Orang Tua Keluhkan Distribusi Buku K13 yang Terlambat

Laporan oleh Desy Kurnia
Bagikan
Buku-buku Kurikulum 2013. Foto: dikdasgambir.blogspot.com

Polemik penerapan Kurikulum 2013 beserta buku ajarnya masih jadi pembicaraan hangat sejumlah pihak terkait. Di antaranya siswa, guru dan orang tua wali murid. Pembahasan tersebut mulai dari tidak meratanya distribusi buku, penarikan harga buku yang harusnya gratis hingga alternatif menggunakan softcopy dan fotocopy yang dirasa menyusahkan.

Meski Kemdikbud, sebelumnya, telah menargetkan semua buku ajar selesai didistribusikan pada 15 Agustus, namun, nyatanya hingga hari ini, Kamis (21/8/2014) buku-buku tersebut belum semuanya terdistribusikan, baik di tingkat nasional maupun regional, seperti Surabaya dan sekitarnya.

Terkait hal tersebut, sejumlah pendengar Radio Suara Surabaya (SS) yang didominasi para orang tua mengeluhkan penerapan Kurikulum 2013 ini sejak sebulan lalu, karena dinilai tidak siap baik dari sisi pengajar maupun buku ajarnya.

“Anak saya kelas dua SD dan sampai saat ini program ajaran baru dan persiapannya belum jelas tapi sudah diterapkan ke anak didik. Bahkan buku paketnya belum ada,” kata Franky Heri Yoseph, pendengar SS, Kamis (21/8/2014).

Sementara itu, di sekolah lain yang masih berada di Surabaya, ternyata beberapa sekolah dasar sudah mendapatkan buku ajar secara gratis namun belum lengkap.

“Anak saya SD Surabaya, Senin kemarin buku kelas 5 SD sudah dibagikan. Tapi rata-rata murid sudah punya sendiri baik ngeprint atau fotocopy. Jadi buku yang ada dipinjamkan pada yang belum punya. Dan, masalah barunya, siswa harus menulis ulang padahal tema 1 sudah habis dipelajari,” katya Hartono.

Karena terlambat dan tidak meratanya pendistribusian buku ajar tersebut, membuat sejumlah siswa dan orang tua mencari sendiri baik dengan fotocopy hingga membeli di toko buku. Namun, hingga dibagikannya buku itu, pihak sekolah mewajibkan siswa menggunakan fotocopy dan soft copy melalui CD.

“Saya punya anak sekolah, saya beli di toko buku dan ternyata ada kok tanpa download. Buku kurikulum 2013 sudah revisi. Tapi sama sekolah tetap disuruh soft copy,” ungkap Novi.

Sementara itu, orang tua wali yang berdomisili di Sidoarjo justru bertanya apakah benar bisa di download, karena pihak sekolah memberi tahu untuk membeli. “Katanya disuruh download, tapi di SD Taman disuruh beli 321 Ribu,” kata Riyadi.

Di lokasi lain, yakni Sumenep, sejumlah guru diketahui mengeluh karena penggunaan buku soft copy lewat CD, karena tidak smeua sekolah punya fasilitas sama.

Menjawab berbagai keluhan tersebut, Ikhsan, Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya menegaskan pihaknya akan mengecek sekolah mana saja yang belum mendapat dan berapa jumlahnya. Ia mengaku, akhir Agustus semua buku sudah selesai didistribusikan. (ain/ipg)

Foto: Ilustrasi

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Senin, 29 April 2024
26o
Kurs