Senin, 29 April 2024

Layanan Feeder Jadi Strategi Tarik Minat Masyarakat Gunakan Transportasi Umum Pemkot Surabaya

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Suroboyo Bus. Foto‌: Instagram/suroboyobus

Sarana transportasi masih jadi pekerjaan rumah (PR) yang terus dikembangkan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, agar menjadi layanan terbaik, serta jadi pilihan utama warga Kota Pahlawan untuk mobilisasi.

Sejauh ini, sudah ada 30 unit bus yang jadi layanan unggulan Pemkot Surabaya sejak tahun 2018. 30 bus tersebut, terdiri dari 28 bus tipe single decker dan dua bus tipe double decker (tingkat), yang operasionalnya dalam satu hari memiliki empat rute, yakni Terminal Purabaya – Halte Rajawali, Gunung Anyar Mer – Kenjeran, Lidah Wetan – Keputih, dan Terminal Induk Joyoboyo (TIJ) – Mayjen Jono Soewono.

Tunjung Iswandaru Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Kota Surabaya, Jumat (2/9/2022), mengatakan bus-bus tersebut cukup meng-cover titik-titik strategis di Surabaya, baik dari wilayah perkantoran di kawasan Jalan Basuki Rahmat maupun Jalan Mayjen Sungkono. Selain itu, lokasi-lokasi wisata juga dipastikan terjangkau bus tersebut, seperti jalur Mer yang mengarah ke Kenjeran. “Dari empat rute tersebut, setiap bulannya 30 bus yang beroperasi kira-kira mampu mengangkut sekitar 160 ribu penumpang,” ujarnya usai menigisi program Semanggi Suroboyo.

Namun, Tunjung menyebut jika jumlah tersebut dirasa masih kurang, mengingat jumlah warga Kota Surabaya ada lima sampai tujuh juta orang pada pagi hingga sore hari karena mobilitas warga dari luar daerah. Sedangkan pada malam hari, sekitar tiga juta orang.

Kurangnya jumlah penumpang yang menggunakan layanan transportasi milik Pemkot itu, kata dia, dikarenakan banyak daerah yang belum ter-cover oleh bus-bus tersebut. Untuk itu, Pemkot Surabaya telah menyiapkan transportasi pengumpan (feeder) yang akan dirilis pada bulan Desember 2022 mendatang.

“Feeder itu akan menjangkau titik-titik yang belum tersentuh oleh 30 bus tadi, baik karena faktor ruas jalan yang terlalu sempit dan sebagainya. Bentuknya mini bus seperti elf begitu, yang kurang lebih bisa diisi 12 tempat duduk. Nanti rutenya akan menggantikan mikrolet, supaya tidak overlaping,” ujarnya.

Hera Widiastuti selaku pakar Transportasi ITS Surabaya (kiri) bersama Tunjung Iswandaru Kepala Dinas Perhubungan Kota Surabaya saat mengisi program Semanggi Suroboyo di Suara Surabaya Center, Jumat (2/9/2022). Foto: Billy suarasurabaya.net

Tunjung berharap, adanya transportasi-transportasi tersebut dimanfaatkan betul-betul oleh masyarakat. Karena, Pemkot Surabaya sudah memberikan subsidi yang atas bus maupun feeder tersebut. “Oleh karena itu, kita bikin semenarik dan senyaman mungkin agar masyarakat itu mau pakai layanan transportasi kita,” ungkapnya.

Sementara terkait jalur khusus, Kadishub Kota Surabaya itu juga menjelaskan, jika saat ini Pemkot Surabaya memang sudah mewacanakan hal tersebut. Jalur dirasa perlu untuk meningkatkan efektivitas waktu tempuh transportasi umum milik Pemkot tersebut.

“Tapi memang jalur khusus itu nantinya tidak di semua ruas jalur di Surabaya ada, titik-titik yang memang bisa kita buat jalur khusus ya kita buat. Karena kalau kita bangun merata di semua titik, yang macet jadi tambah macet karena jalurnya sempit. Untuk itu pembangunan jalur seperti milik Trans Jakarta di DKI itu harus dikonsep matang-matang,” ungkapnya.

Jika nantinya sudah ada jalur khusus, kata Tunjung, kemungkinan besar jumlah bus milik Pemkot Surabaya itu akan ditambah, agar selain layanan lebih maksimal, juga jalur tersebut lebih padat dan tidak digunakan oleh kendaraan lain. Dia juga menyampaikan, jika jalur khusus tersebut tidak dipungkiri bisa digunakan oleh layanan transportasi pemerintah lainnya yang sejenis dengan milik Pemkot Surabaya.

“30 bus itu kan juga dibagi empat jalur, jadi kalau tidak ditambah unitnya, bisa-bisa jalur khusus tadi sepi dan banyak malah digunakan oleh kendaraan pribadi maupun angkutan umum yang tidak sejenis lainnya,” jelasnya.

Di sisi lain, Hera Widiastuti selaku pakar Transportasi dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, yang juga hadir dalam program Semanggi Suroboyo mengungkapkan, jika layanan transportasi milik Pemkot Surabaya memang sudah bagus. Kata dia, layanan tersebut sudah tepat untuk membantu pengurangan polusi.

“Untuk itu memang idealnya harus dimaksimalkan, agar masyarakat mau menggunakan transportasi ini. Idealnya memang kita keluar dari rumah itu sudah ada sarana seperti halte bus atau feeder tadi yang mudah untuk dijangkau,” ungkapnya.

Dia juga menilai, langkah Pemkot Surabaya mempertimbangkan jalur khusus sangat tepat, karena selain mengefisiensi waktu operasional bus-bus tersebut, juga agar tidak mengganggu pengguna jalan yang lain. Dengan adanya jalur khusus, lanjut Hera, potensi pelanggaran para driver angkutan umum Pemkot tersebut juga dapat diminimalisir

“Kalau di persimpangan kan kita sering lihat, angkutan milik Pemkot itu kadang selalu kesulitan dan bahkan dusel-duselan (berdesakan) dengan pengguna jalan. Selain itu, potensi pelanggaran yang dikeluhkan masyarakat soal bus-bus Pemkot ugal-ugalan itu juga bisa teratasi karena jalurnya ada sendiri,” pungkasnya. (bil)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Senin, 29 April 2024
31o
Kurs