Kamis, 2 Mei 2024

Agus Yusuf Jemaah Embarkasi Surabaya, Pelukis Difabel yang Naik Haji

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
Agus Yusuf ketika sampai di Asrama Haji Embarkasi Surabaya, Selasa (30/5/2023). Foto: Istimewa.

Wajah Agus Yusuf terlihat berseri ketika sampai di Asrama Haji Embarkasi Surabaya. Pria difabel yang sukses menjadi pelukis ini menginspirasi semua orang ketika dirinya akan berangkat ke Tanah Suci untuk menunaikan ibadah haji.

Pria yang berasal dari kloter 15 Kabupaten Madiun ini merupakan pelukis difabel yang menggunakan kaki dan mulutnya sebagai ganti kedua tangannya.

Keinginan mendaftar haji sudah lama terbesit dalam hatinya. “Saat itu anak-anak masih sangat kecil. Yang besar kelahiran 2004, adiknya lahir tahun 2006. Saya baru berani daftar ketika tahun 2011,” kenangnya, di AHES, Selasa (30/5/2023

Dari hasil melukisnya inipun, Agus Yusuf mulai mendaftar haji pada 2011 namun keberangkatannya sempat tertunda karena pandemi Covid-19. Namun sebelumnya ia sudah berangkat umroh dua kali sebelum pergi haji.

“Alhamdulillah pada tahun 2016 dan 2018 saya berkesempatan pergi umroh sebelum berangkat haji,” ujarnya penuh syukur.

Berkat talenta besar yang dia miliki, Agus saat ini menjadi anggota Association of Mouth and Foot Painting Artists (AMPFA) yang berpusat di Switzerland.

Agus bercerita, pada tahun 1989 silam, tetangganya membaca pengumuman di majalah HAI. Di situ tertulis bahwa asosiasi tersebut membutuhkan pelukis difabel.

Agus sendiri memulai karier di AMFPA dari tingkat awal Student Member hingga kini di Associate Member.

“Target saya menjadi Full Member yang merupakan tingkat tertinggi. Penilaian tiap tingkat berdasarkan bobot kualitas lukisannya,” terang bapak dua anak itu.

Sejak bergabung AMFPA, Agus mulai berkecimpung di dunia internasional. Dia pun ikut pameran-pameran lukisan di berbagai negara mulai Asia seperti Malaysia, Singapura, Thailand, Taiwan, Tiongkok hingga Benua Eropa seperti Austria dan Spanyol.

Sebagai anggota AMFPA, jika ada peminat yang ingin membeli lukisannya, mereka bisa melihat koleksi nya melalui website AMFPA.

“Setiap tahun saya setor ke AMFPA sekitar 10-12 lukisan. Yang saya utamakan adalah kualitasnya, jadi bukan asal lukisan,” ujar pria berusia 57 tahun ini.(wld/ris/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Kamis, 2 Mei 2024
32o
Kurs