Senin, 29 April 2024

Mengudara di SS, Darmi Eks Penyiar Radio Gelora Surabaya Beri Pesan dan Doa untuk Persebaya

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Darmingsih salah satu penyiar "Radio Gelora Surabaya (RGS)" membacakan doa untuk Persebaya dan para staff yang pernah terlibat di RGS saat mengudara di Studio Suara Surabaya, Minggu (18/6/2023). Foto: Pratama suarasurabaya.net

Bonek atau pendukung setia Persebaya Surabaya era 1970-80an pasti tidak asing dengan nama “Radio Gelora Surabaya (RGS)”

Bagaimana tidak, RGS yang punya base di Stadion Gelora 10 Nopember, Tambaksari, Surabaya Jawa Timur (Jatim), markas Persebaya saat itu, terkenal memprioritaskan siaran langsung seluruh pertandingan kandang mau pun tandang Tim Bajul Ijo.

Sehingga, Bonek yang tidak bisa datang dan menonton langsung pertandingan Persebaya di stadion, bisa memantau lewat siaran langsung RGS.

Walau RGS tidak lagi beroperasi, ada seorang Bonek era 1970-80an yang mengingat kenangan bersama RGS.

Cerita itu disampaikan secara khusus ke Radio Suara Surabaya (SS), pada momen perayaan HUT Persebaya ke-96, hari ini, Minggu (18/6/2023).

“Yang menarik jaman saya nonton di Gelora 10 Nopember, ada bapak-bapak nonton bola sambil bawa dan dengerin radio. Namanya Radio 10 Nopember (RGS) kalau tidak salah. Jadi mata bapak-bapak itu liat bola, tapi radionya ditempelin ke telinga, itu menarik sekali,” ucap Haqi Mahfud seorang pendengar SS menceritakan pengalamannya.

Mendengar cerita tersebut di udara, Darmingsih salah seorang Penyiar RGS pada era keemasan itu langsung menyempatkan diri datang ke Suara Surabaya Center.

“Setelah (nama RGS) disebut oleh salah satu pendengar tadi, saya langsung mikir dalam hati ‘kok masih ada warga Surabaya yang mengenal nama Radio Gelora Surabaya’. Akhirnya saya sempatkan datang ke sini (Suara Surabaya Centre), sekalian menyapa,” ucapnya.

Dia kemudian menyampaikan rasa terima kasihnya kepada seluruh pendengar Radio SS, yang masih ingat dengan RGS meski sekarang tinggal nama.

“Ya Allah kok masih ada warga yang masih ingat dengan Radio Gelora Surabaya yang sekarang tinggal nama,” ungkapnya.

Darmi sapaan akrabnya menceritakan bersiaran di dunia Radio Pengurus Besar (PB) PON VII, yang jadi cikal bakal RGS sejak tahun 1969 hingga 2003.

Selain siaran di RGS, dia mengaku juga sering dapat tugas tambahan menjaga dan mengantarkan para pemain Persebaya dalam pertandingan tertentu, waktu menjabat asisten di pemerintah kota.

“Sampai akhirnya saya anggap anak-anak Persebaya itu anak saya sendiri. Karena sering waktu pertandingan final atau apa pun ke Jakarta, saya yang mendampingi dan ngopeni (merawat) anak-anak (para pemain Persebaya) naik kereta api atas perintah istri Pak Wali Kota Surabaya pada saat itu,” ceritanya.

Darmi kemudian membacakan doa kepada seluruh staf dan pihak-pihak yang pernah terlibat dalam RGS, serta Persebaya Surabaya di HUT ke-96.

“Saya ingin menyampaikan Dirgahayu untuk Persebaya Surabaya, semoga tetap bersemangat seperti semangat Persebaya dulu,” ujarnya.

“Saya juga mohon waktu sedikit, bukan hanya untuk Persebaya yang nanti bertanding, mari kita menundukkan kepala dan kirimkan Al-Fatihah untuk beliau-beliau ini, mudah-mudahan diterima di sisi-Nya dan dilapangkan tempatnya,” ucapnya disusul membacakan Surah Al-Fatihah di udara.(bil/rid)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Senin, 29 April 2024
30o
Kurs