Senin, 29 April 2024

Wamenparekraf Dukung ISSITA Jatim Kembangkan Ekonomi dengan Sport Tourism

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Rony Candra (dari kiri) Ketua DPD ISSITA, Isyak Meirobie Ketua DPP ISSITA dan Angela Tanoesoedibjo Wamenparekraf RI saat berada dalam pelantikan ISSITA Jatim di Surabaya, pada Minggu (28/1/2024). Foto: Risky suarasurabaya.net

Angela Tanoesoedibjo Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf) RI menaruh harapan pada Indonesia Sport and Special Interest Tourism Association (ISSITA) dalam membantu peningkatan ekonomi Jawa Timur (Jatim) dengan kolaborasi olahraga dan pariwisata.

“Di Jatim kan banyak wisata alam seperti di Bromo, yang sekarang sudah didapuk sebagai salah satu wisata alam yang paling indah di dunia, luar biasa, itu bisa kita dorong. Selain itu tentunya masih banyak lagi,” katanya seusai menghadiri pelantikan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) ISSITA Jatim di Surabaya, Minggu (28/1/2024).

Angela ingin potensi wisata dan olahraga yang ada di Jatim itu bisa dimanfaatkan dengan baik untuk bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

“Yang pasti saya berharap, ISSITA bisa berkolaborasi dengan Kemenparekraf, untuk kita bersama-sama membangun sport tourism di seluruh Indonesia, salah satunya di Jatim,” ujarnya.

Sementara itu, Rony Candra Ketua DPD ISSITA Jatim mengatakan, untuk Jatim pihaknya akan segera memetakan untuk bisa memanfaatkan potensi pariwisata dan olahraga.

“Bahwa potensi Jatim sangat besar, karena potensi ini sudah digarap berbagai Pemerintah Kota, ini harus kita kembangkan untuk menjadi motor penggerak Indonesia. Hal ini menjadi tanggung jawab dari ISSITA, untuk paling tidak, ini akan menjadi peningkatan di daerah-daerah. Kita tahu bahwa, kolaborasi-kolaborasi itu dibutuhkan,” jelasnya.

Ia mengatakan, bahwa pihaknya juga akan berupaya menjadi jembatan agar bisa mengkolaborasikan dengan baik, mulai dari pemerintah hingga organisasi olahraga.

Dalam kesempatan itu, Isyak Meirobie Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) ISSITA mengatakan, penggabungan berbagai kegiatan dari bidang yang berbeda itu, memiliki nilai yang lebih bagus untuk mendongkrak pendapatan suatu daerah, apalagi juga bisa menggerakkan UMKM.

“Misalnya, Dinas Kepemudaan Olahraga membuat event marathon sendiri, kemudian Dinas UMKM dua hari kemudian membuat bazarr UMKM, kemudian tiga hari lagi, Dinas Pariwisata membuat acara pameran ekonomi kreatif. Bayangkan itu dijadikan rentetan satu kegiatan gebyar, dampaknya akan bagus,”

Dengan menerapkan kolaborasi itu, kata Isyak, wisatawan yang datang ke suatu daerah untuk menonton event olahraga, tidak hanya memiliki kesempatan untuk melihat potensi olahraga, tetapi juga bisa memanfaatkan waktu untuk berbelanja di sebuah bazar dan menikmati tempat wisata yang ada di daerah tersebut.

“Atlet juga bisa tidak langsung pulang setelah event. Mereka bisa shopping, bisa spend uang lebih banyak dan long of stay-nya bisa ditambah,” ucapnya.

Saat ini, pihaknya sedang berupaya membangun komunikasi atau memberi masukan kepada pemerintah daerah untuk menerapkan kolaborasi olahraga dan pariwisata, sehingga potensi pendapatan daerah juga bisa bertambah.

“Jangan ada masyarakat yang menilai, buat acara program pemerintah, tapi kok dampaknya nggak banyak ke masyarakat. Jadi harus bareng-bareng, tidak boleh berdiri sendiri, besoknya harus ada kegiatan olahraga, harus ada kegiatan lain, sehingga, nanti uangnya akan lebih besar,” tuturnya. (ris/saf/ham)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Senin, 29 April 2024
28o
Kurs