Kamis, 25 April 2024

Tiga Faktor Penting untuk Mendongkrak Elektabilitas KIB Menjelang Pemilu 2024

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Petinggi parpol yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) melakukan pertemuan di Jakarta. Foto: Istimewa

Survei Litbang Kompas menunjukkan perolehan suara partai anggota Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) mengalami penurunan kalau Pemilu dilakukan sekarang.

KIB merupakan koalisi yang terdiri dari Partai Golkar, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Amanat Nasional (PAN).

Dalam survei tersebut, Golkar keluar dari tiga besar papan atas dengan hanya memperoleh 7,9 persen suara.

Padahal, pada survei yang sama Juni 2022 lalu, Golkar mendapat suara 10,3 persen. Posisi Golkar digeser Partai Demokrat dengan elektabilitas 14 persen.

Sedangkan PAN yang memperoleh 3,6 persen pada survei bulan Juni juga mengalami penurunan suara menjadi 3,1 persen. PPP hanya memperoleh 1,7 persen suara.

Herry Mendrofa Direktur Eksekutif Centre for Indonesia Strategic Actions (CISA) menilai penurunan itu disebabkan tiga faktor.

Pertama, KIB hingga saat ini belum memajang nama calon presiden (capres) dan cawapres yang bakal didukung pada Pilpres 2024. Sehingga, partai anggota koalisi tidak mendapat keuntungan dari efek ekor jas (coat-tail effect).

“Pertama, tentu sampai hari ini KIB belum menentukan siapa figur untuk dapat layak dicalonkan capres atau cawapres. Implikasinya adalah terhadap coat-tail effect. Ini tidak bisa didapatkan KIB karena notabene mereka belum punya calon,” ujarnya di Jakarta, Jumat (28/10/2022).

Faktor berikutnya adalah kemiripan ceruk elektoral. Herry menjelaskan ketiga partai anggota KIB berbagai suara di ceruk yang sama yaitu segmen pendukung Pemerintah.

“Kedua ceruk elektoral dari ketiga parpol itu hampir mirip di segmen masyarakat pendukung Pemerintah. Namun, di sisi lain mereka harus mengerti ceruk elektoral itu tidak hanya kelompok masyarakat atau segmen masyarakat yang pro Pemerintah. Ada segmen masyarakat yang justru kontra dengan Pemerintah,” ujarnya.

Golkar, PAN, dan PPP juga dinilai belum berupaya maksimal untuk menggarap ceruk elektoral yang kontra Pemerintah.

“Dan sampai saat ini, ketiga parpol itu belum ada upaya untuk mencoba menarik ceruk ini ke dalam elektabilitas mereka,” tegasnya.

Selain itu, KIB juga tidak tampak mempunyai terobosan dan inovasi yang mampu menarik perhatian publik.

“Ketiga sampai hari ini menurut saya tidak ada gebrakan atau inovasi tertentu yang membuat publik tertarik atau simpati untuk memilih salah satu misalnya di antara mereka terbagi secara proporsional terdistribusi suara atau ceruk elektoral itu,” tambahnya.

Menurut Herry, KIB harus mampu mengatasi tiga persoalan tersebut jika ingin membalikkan keadaan. Jelas
harus diselesaikan,” pungkasnya.

Sementara itu, Teguh Yuwono Pengamat Politik Universitas Diponegoro mengatakan, itu karena ada pergeseran dari Parpol ke tokoh.

“Hasil survei hari ini sangat didominasi oleh faktor figur tokoh, bukan parpol atau koalisi. Akibatnya, pertarungan capres yang ramai hanya tiga, Ganjar Anies dan Prabowo Artinya the power of figure lebih besar daripada parpol,” katanya.

Dia menambahkan, perkembangan media dan media sosial membuat adanya figur lebih penting dari parpol.

“Ini efek dari perkembangan media sosial, media komunitas yang memang sekarang lebih memperjuangkan figur dalam gelanggang, soal parpol cuma jadi tiket. Koalisi ini entag KIB atau lain menjadi bergeser denga kekuatan figur,” jelas Teguh.

Partai Golkar sendiri baru saja merayakan ulang tahunnya yang ke-58. Dalam kesempatan tersebut, ketiga ketua umum parpol KIB dan jajaranya berkumpul, merayakan dalam situasi yang hangat.

Kemudian, KIB juga dekat dengan Joko Widodo Presiden. Bahkan Presiden sudah tahu nama-nama Capres yang beredar di KIB.

Sebelumnya, Airlangga Hartarto Ketua Umum Partai Golkar mengatakan KIB memiliki tiket premium pencalonan presiden dan wakil presiden untuk Pemilu 2024 karena suaranya melampaui batas minimal presidential threshold.

“Partai Golkar bersama dengan PAN dan PPP sudah punya tiket untuk mencalonkan presiden dan wakil presiden tahun 2024. Tiketnya kalau nonton bola, tiket premium Pak Presiden, di atas batas minimal,” ucap Airlangga.(rid)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Kamis, 25 April 2024
26o
Kurs