Jumat, 26 April 2024

Voxpol Center: Daya Rekat KIB Diuji Sesudah Penetapan Capres untuk Pemilu 2024

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Airlangga Hartarto Ketua Umum Partai Golkar (tengah), Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa (kiri) dan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan (kanan) berjabat tangan usai memberikan keterangan pers di gedung KPU, Jakarta, Rabu (10/8/2022). Foto: Antara

Pangi Syarwi Chaniago Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting menilai Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bisa mengajukan kader internal pada Pilpres 2024.

Menurutnya, KIB bisa mempertimbangkan salah satu dari tiga ketua umum partai politik sebagai calon presiden (capres) ataupun sebagai calon wakil presiden (cawapres).

“KIB bisa menyiapkan kader terbaiknya untuk menjadi calon presiden. Ada kecenderungan KIB memakai tiketnya, atau tiketnya tidak dirobek tapi tiket itu dipakai partai pengusung sendiri dengan mengajukan kader terbaiknya atau ketua umumnya atau tokoh tokoh sentralnya. Apakah positioning sebagai capres atau positioning sebagai cawapres,” ujarnya di Jakarta, Kamis (22/9/2022).

Dia menambahkan, KIB juga bisa mengajukan calon dari eksternal. Hal itu akan menegaskan KIB sebagai koalisi yang inklusif karena memberikan kesempatan pada tokoh di luar KIB dengan popularitas dan elektabilitas yang mumpuni, tapi tidak terakomodir di partai politik.

“KIB bisa menampung orang-orang yang potensial yang tidak punya boarding pass, yang tidak punya partai. Tokoh eksternal tapi punya nilai jual dan elektabilitas yang bagus, maka KIB bisa mengakomodir tokoh-tokoh eksternal untuk memakai boarding pass Pilpres mendatang,” katanya.

Menurut Pangi, proses kandidasi juga menjadi ujian KIB. Pemilihan kandidat akan banyak membutuhkan penyesuaian pada kepentingan politik dari partai anggota koalisi.

“Hal itu akan sangat berpengaruh pada kerekatan koalisi. Daya rekat koalisi sebetulnya ada pada kandidasi. Di situ ujiannya. Apakah koalisi KIB mengalami patah di tengah jalan? Apakah KIB akan bertahan sampai akhir? Daya rekat koalisi ini sangat berbasis kepada preferensi kandidasinya,” tegasnya.

Walau begitu, Pangi menyebut KIB bisa juga mempererat daya rekat koalisi dengan menguatkan platform programatik. Tentunya selain faktor kandidasi.

“Kalau daya rekatnya pada basis kandidasi, sebetulnya mereka bisa bangun daya rekat tidak hanya dengan kandidasi tetapi preferensi programatik, tautan platform kinerja, kemudian persamaan kepentingan yang mereka bisa cari, yang saling menguntungkan ketiga partai koalisi tersebut untuk bagaimana menyajikan misi mereka,” ungkapnya.

Dia menambahkan, tujuan KIB adalah menyiapkan kandidat terbaik untuk disajikan pada publik. Hal itu penting untuk menghindari pilpres mendatang diikuti dua pasangan calon dan mencegah polarisasi politik identitas yang membelah publik.

“Jadi, ini misi KIB yang luar biasa. Tinggal bagaimana mereka menyusun nama kandidasi yang layak jual dan punya kans untuk menang,” pungkasnya.

Sementara itu, Aditya Perdana Direktur Eksekutif Lembaga Riset dan Konsultasi Publik Algoritma mengatakan, perbincangan soal itu harus segera dituntaskan. Apalagi, sejumlah ketua umum partai politik sudah saling bertemu.

“Pertemuan di acara pernikahan itu saya pikir itu bisa jadi satu petunjuk mereka coba terus mengkonsolidasikan agar perbincangan soal capres segera dituntaskan. Saya sangat yakin parpol sedang melakukan simulasi, dengan asumsi-asumsi yang dasarnya dari riset atau hasil survei,” ucapnya

Lebih lanjut, Aditya menduga, pertemuan antara Airlangga Hartarto Ketum Golkar dengan Prabowo Subianto Ketum Gerindra ada kaitannya.

“Saya melihat dan menduga pertemuan Pak Airlangga dan Pak Prabowo menunjukkan mereka bisa menjadi satu kesatuan. Itu dugaan saya, harus dikonfirmasikan,” jelas Aditya.

Apalagi Prabowo mengatakan, kerja sama dengan siapa pun masih terbuka lebar.

“Masih dinamis, semua itu masih menunjukkan ada perhitungan partner berkoalisi. Tentu mereka saling tawar menawar juga, siapa yang akan dapat apa untuk posisi apa,” tandasnya.

Sekadar informasi, petinggi Partai Golkar, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Amanat Nasional (PAN) yang tergabung dalam KIB rencananya akan bertemu di Semarang, Jawa Tengah, bulan Oktober 2022.

“Tuan rumahnya PPP, agendanya kelihatannya masih finalisasi visi dan misi. Tapi, bisa juga sudah mulai bicara nama-nama,” kata Yandri Susanto Wakil Ketua Umum PAN, Rabu (21/9/2022), di Jakarta.(rid)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 26 April 2024
29o
Kurs